Menu

Percik Kata Nieke

Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label traveling. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 September 2024

Kisah Dua Soetomo, Pahlawan Nasional di Surabaya

Orang kerap keliru mengenali dua nama Soetomo yang namanya tercantum dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yuk kita telusuri.

Dokter Soetomo (kiri) dan Bung Tomo (kanan).
Foto dari Wikipedia. Diolah dengan Canva.




Seandainya ada portal mesin waktu, ada seorang dokter--yang hidup di era kolonial Belanda--akan menangis kalau membaca berita soal perundungan atas dokter yang menempuh pendidikan tinggi, yang terjadi di masa kini. Apalagi yang menjadi pelaku adalah senior dan rekan sejawatnya sendiri.


Pada masa ia hidup, dokter ini justru berusaha meningkatkan derajat bangsa, mendirikan organisasi yang menjadi cikal bakal kebangkitan nasional. Ia berkarya tak hanya di rumah sakit tapi juga pendidikan. Dia adalah dokter Soetomo, pahlawan nasional. 

Para pelaku perundung yang juga diduga memeras dokter-dokter yang menempuh pendidikan tinggi ini, seharusnya malu. Dokter Soetomo berusaha membebaskan rakyat Indonesia dari penjajahan. Para perundung justru menginjak bangsanya sendiri dengan pemalakan, pelecehan verbal, dan perundungan.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pernah menyatakan ada sekitar 300 kasus dugaan perundungan di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran di sejumlah universitas di Indonesia. Temuan ratusan kasus itu diperoleh setelah menelisik dari sekitar 1.000 kasus yang pernah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Dari 1.000 kasus itu, setelah melalui proses verifikasi, tidak semua masuk kategori perundungan. Hasilnya, sebanyak 300 kasus atau 30 persen yang diduga masuk kategori perundungan.

Seandainya benar-benar ada portal mesin waktu seperti dalam film-film multiverse. Apa yang akan dikatakan dokter Soetomo kalau mengetahui perundungan semacam ini terjadi di masa Indonesia telah merdeka?


Soetomo 'yang Tertukar'


Orang kerap keliru mengenali nama Soetomo yang namanya tercantum dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Entah orang keliru menganggap Soetomo yang dokter sebagai Bung Tomo yang berperan dalam peristiwa 10 November di Surabaya. Atau orang menganggap dokter Soetomo dan Bung Tomo adalah satu orang yang sama. Padahal keduanya adalah pribadi yang berbeda serta hidup di era yang berbeda.

Pertama-tama, mari berkunjung ke jejak dokter Soetomo (1888-1938) di Surabaya. Ia pernah bekerja di rumah sakit Centra Burgelijke  Ziekeningrichting (CBZ) atau dikenal sebagai Rumah Sakit Simpang Surabaya. Bangunan rumah sakit itu kini telah berubah menjadi sebuah mal (Plasa Surabaya). Sebagai dokter pemerintah masa itu, dokter Soetomo juga pernah bekerja di rumah sakit di Jawa dan Sumatera.

Makam dokter Soetomo berada di pusat kota Surabaya, di belakang Gedung Nasional Indonesia, Jalan Bubutan Surabaya. Ini adalah wasiatnya untuk dimakamkan di tempat itu. Sementara istri dokter Soetomo dimakamkan di komplek pemakaman Kembang Kuning Surabaya.

Makam dokter Soetomo di belakang Gedung Nasional Indonesia, Jl Bubutan Surabaya.
Foto pribadi @katanieke

Makam dokter Soetomo kerap diziarahi orang.
Foto pribadi @katanieke




Di komplek Gedung Nasional Indonesia itu pula terdapat museum dokter Soetomo. Sebuah bangunan seperti rumah yang terdiri dari dua lantai.

Tak banyak yang tahu dan menyadari keberadaan Museum dokter Soetomo. Letaknya persis di pinggir jalan besar yang menuju ke arah Tugu Pahlawan Surabaya. Ancer-ancernya, setelah mal BG Junction, lurus hingga terlihat kantor Polsek Bubutan. Nah, persis di sebelah kantor Polsek itulah museum dokter Soetomo, makamnya, serta Gedung Nasional Indonesia.

Beruntunglah ada peta Mbah Gugel. Saya tak kesulitan kala mengunjungi tempat itu dengan ojek daring. Dari pinggir jalan Bubutan, terpampang tulisan Gedung Nasional Indonesia. Ketik saja tujuan dengan kata kunci 'Gedung Nasional Indonesia'.

Gedung yang dibangun 11 Juli 1930 ini adalah saksi sejarah bagaimana para tokoh merintis kemerdekaan. Di bagian bangunan yang menjadi museum dokter Soetomo, pengunjung bisa menyusuri riwayat hidup salah satu tokoh kebangkitan nasional ini.

Museum dibuka pukul 8 pagi hingga 3 sore. Untuk mengatur kunjungan dan pemesanan tiket bisa melalui pelayanan digital museum dokter Soetomo. Namun bisa juga datang langsung. Nanti di sana--sebelum masuk museum--bisa memesan tiket secara daring di situs resmi tiket wisata Surabaya. 

Saya tiba di sana sebelum tengah hari, sekitar pukul 10 pagi. Lumayan, masih sepi. Ada pengunjung dua orang saja. 



Soetomo, dokter Pendiri Boedi Oetomo



Boedi Oetomo atau Budi Utomo adalah organisasi pergerakan pertama untuk mencapai kemerdekaan di Indonesia. Tanggal berdirinya organisasi ini, yakni 20 Mei 1908, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Awalnya organisasi ini hanya beranggotakan golongan priyayi, seiring waktu membuka diri terhadap golongan non-priyayi.

Wahidin Soedirohoesodo adalah penggagasnya yang membawa konsep ini kepada para pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen), sekolah kedokteran untuk pribumi. Salah satu pelajar STOVIA itu adalah Soetomo, yang kemudian menjadi Ketua.

Tokoh-tokoh lainnya yang menjadi anggota Budi Utomo antara lain Ki Hadjar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, Tirto Adhi Soerjo, Pangeran Ario Notodirodjo, Raden Adipati Tirtokusumo. 


Ada Apa di Museum dokter Soetomo


Museum dokter Soetomo diresmikan Tri Rismaharini semasa menjadi Wali Kota Surabaya pada November 2017. Bangunan yang terdiri dari dua lantai ini menyimpan foto-foto dokter Soetomo dengan tokoh-tokoh pergerakan, istrinya Everdina Broering, serta alat-alat kesehatan yang pernah digunakan. Seperti mikroskop, buku, dan tas kerja, ini asli milik dokter Soetomo. 

Ada juga meja dan kursi kuno yang pernah berada di ruang tamu rumah dokter Soetomo semasa hidup. Perabotan rumah itu asli. 

Sementara itu yang berupa replika adalah ruang kerja dokter Soetomo sewaktu menjadi dokter spesialis di rumah sakit CBZ Simpang Surabaya.


Replika ruang kerja dan peralatan dokter Soetomo. Beberapa alat kesehatan ada yang asli.
Foto pribadi @katanieke



Pengunjung museum juga bisa menelusuri jejak kisah cinta dokter Soetomo dengan perempuan Belanda, Everdina Broering, perawat rumah sakit di Blora, Jawa Tengah. Blora terletak di bagian paling timur Jawa Tengah, berbatasan dengan Jawa Timur.

Hubungan asmara ini kontraversial pada masanya, ditentang dari dua pihak. Pertama dari keluarga Everdina yang dari kalangan Belanda. Kedua, dari teman-teman pergerakan dokter Soetomo. Namun Soetomo dan Everdina mampu melewati batasan 'tembok yang dianggap tinggi' itu. Mereka kemudian menikah pada 1917.

Perkawinan keduanya tidak membuahkan keturunan. Everdina meninggal pada Februari 1934. Soetomo tidak menikah lagi. Empat tahun kemudian, pada 30 Mei 1938, Soetomo meninggal di Surabaya. Soetomo diangkat sebagai pahlawan pada 1961.

*


Komplek Tugu Pahlawan Surabaya dan Museum 10 November.
Foto kiri: Tugu Pahlawan (dokumen @katanieke)
Foto kanan: Bung Tomo (dari Wikipedia)
Diolah dengan Canva.




Jejak Bung Tomo di Museum 10 November Surabaya

Dari Museum dokter Soetomo di Jalan Bubutan, yuk bergerak ke arah Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan Surabaya. Jaraknya hanya 500 meter saja. Di komplek Tugu Pahlawan itulah Museum 10 November berada. Museum ini buka dari jam pagi sampai 3 sore. Tiket masuk cuma Rp 8 ribu saja. 

Mari menelusuri jejak Sutomo atau Bung Tomo (1920-1981). Pengunjung bisa mendengar rekaman pidato Bung Tomo yang menggetarkan dengan semboyannya "Merdeka atau Mati" di museum ini. Orasinya yang tersiar di radio menggerakkan warga untuk turun ke jalan untuk melawan tentara Inggris. Rekaman pidato Bung Tomo bisa didengarkan di lantai 1 museum. Tepatnya di bagian diorama.


Lantai 1 Museum 10 November.
Foto pribadi @katanieke



"Lebih baik kita hancur lebur dari pada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: Merdeka atau mati,” terdengar suara Bung Tomo yang sedang berorasi.

Untuk mendengarkan rekaman pidatonya, pengunjung cukup menekan tombol. Lalu terdengar pidato Bung Tomo yang berapi-api. Bikin merinding dan membuat pengunjung seperti terlempar ke masa itu. 

Keterangan di dekat diorama rekaman suara Bung Tomo di Museum 10 November.
Foto pribadi @katanieke



Museum 10 November diresmikan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang kala itu menjadi presiden pada Februari 2000. Segala sesuatu yang menyangkut peristiwa bersejarah Pertempuran 10 November ada di museum ini. Termasuk senjata-senjata yang dipakai rakyat Indonesia seperti keris, pisau, pistol, dan senapan.

Pengunjung juga bisa menyaksikan dokumenter ringkasan kisah Pertempuran 10 November dalam bentuk film. Ada ruang teater mini yang memutarnya pada jam-jam tertentu.

Sebenarnya jejak Bung Tomo di Surabaya juga ada di sebuah rumah di Jalan Mawar Surabaya, yang disebut sebagai Rumah Radio. Sayangnya, rumah itu telah dirobohkan pada 2016. Sayang sekali, padahal rumah yang juga jadi Markas Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RBPRI) itu sangat sarat nilai sejarah.


Bung Tomo lahir di Kampung Blauran Surabaya pada Oktober 1920. Ia anak sulung dari Kartawan Tjiptowidjojo, seorang priyayi. Dari pernikahan Bung Tomo dengan Sulistina, lahirlah Bambang Sulistomo.

Bung Tomo menjadi wartawan sejak usia 19. Ia bekerja untuk harian Soeara Oemoem, harian berbahasa Jawa Ekspres, mingguan Pembela Rakyat dan majalah Poestaka Timoer. Pada 1944, Sutomo terlibat di bidang sosial politik. Pada Oktober 1945 hingga 1947, Sutomo memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI). 

Bermula dari sinilah, Bung Tomo kemudian menjadi salah satu tokoh dalam Pertempuran 10 November 1945. Sebuah peristiwa yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.


Komplek Tugu Pahlawan Surabaya.
Foto pribadi @katanieke



Setelah Indonesia merdeka, Sutomo pernah menjadi Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata. Ia juga  merangkap Menteri Sosial Ad Interim di era Kabinet Burhanuddin Harahap. 

Pada 1955, Sutomo pernah jadi  anggota Dewan Perwakilan Rakyat melalui Partai Rakyat Indonesia. Dari era Presiden Sukarno dan Soeharto, Sutomo aktif di politik dengan menyampaikan kritik-kritiknya. Hingga pada masa Presiden Soeharto, atau tahun 1978, Sutomo ditahan. Setelah keluar dari penjara, ia mundur dari dunia politik. 

Sutomo meninggal saat menjalankan ibadah haji tahun 1981. Jenazah dibawa pulang ke Indonesia dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya. Pada 2008, Bung Tomo ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional.

*

Nah, setelah menelusuri jejak dua tokoh penting dalam sejarah Indonesia, semoga ingatan kita tentang dokter Soetomo dan Sutomo-Bung Tomo tidak tertukar lagi ya.



Salam hangat, 
Nieke Indrietta

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.



Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240903164008-20-1140565/wamenkes-ada-300-laporan-kasus-bullying-dokter-di-universitas-ri

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Boedi_Oetomo

https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Soetomo

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sutomo

https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Sutomo






Jumat, 09 Agustus 2024

Malam Minggu di Ramyeon Express Kota Lama Semarang

Cerita pengalaman saat melihat cara bikin bingso, kuliner Korea di Ramyon Express Kota Lama Semarang.

Wisata Kota Lama Semarang Ramyeon Express
Menikmati Kota Lama Semarang dan kuliner Korea Ramyeon Express.
Foto: dokumen pribadi/katanieke

Senin, 29 Juli 2024

Candi Gedong Songo dan Pesona Lereng Gunung Ungaran Semarang

Candi Gedong Songo di Ungaran mirip dengan Candi di Dieng. Coba tebak, mana yang lebih dulu didirikan: Candi Gedong Songo atau Candi di Dieng?


Wisata Candi Gedong Songo Semarang Ungaran
Candi Gedong Songo di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Sumber foto: Canva free diolah.


Selasa, 09 Juli 2024

Menjajal Sate Taichan Senayan di Jogja

Nemu Sate Taichan Senayan di Jalan Godean, Yogyakarta. Sate taichan ternyata beda dengan sate yang sudah ada.

Sate taichan Senayan di Godean Yogyakarta
Sate taichan. Sumber foto: Tiktok @katanieke
Diolah dengan grafis Canva.



Rabu, 06 Maret 2024

Merah Merona Nasi Goreng Finna di House of Wok

Aroma saus tiram menguar di udara ketika nasi goreng Finna House of Wok dihidangkan. Warnanya merah merona. Menggoda.

*

Nasi goreng Finna House of Wok
Nasi goreng Finna di House of Wok, BG Junction Surabaya.

House of Wok di Mal BG Junction Surabaya

House of Wok baru buka di mal BG Junction, Jalan Bubutan, Surabaya. Ahad lalu, 3 Maret 2024, saya berjalan-jalan di mal yang letaknya berseberangan dengan Pasar Blauran tersebut. Saat kaki melangkah ke lantai Ground Level (GL), tak sengaja mata saya tertumbuk pada keramaian di dekat outlet atau stan Cheon, corndog, makanan kesukaan oppa Kim Seon-ho--aktor Korea favorit. Yup, penyebab keramaian itu rupanya  restoran House of Wok yang baru dibuka per 3 Maret 2024.

Restoran yang menjual makanan otentik citarasa Asia ini memang cabangnya sudah di mana-mana di Surabaya. Terkenal dengan porsinya yang melimpah, per menu bisa untuk 2-3 orang. Beberapa papan karangan bunga yang mengucapkan selamat atas pembukaan resto, berjejer rapi di depan restoran. Hampir seluruh meja terisi penuh pada pukul setengah dua belas siang. 

Keramaian restoran itu membetot perhatian saya. Penasaran dong, soalnya biasanya restoran yang baru buka menawarkan promo. Untungnya, ada dua banner yang berdiri di ujung bagian. Banner pertama memperlihatkan foto nasi goreng dengan keterangan Opening Promo, Diskon 50 persen untuk nasi goreng Finna. Syaratnya, berlaku 3-4 Maret 2024, untuk 100 orang pembeli pertama per hari yang makan di tempat atau dine-in. Kemudian banner kedua, yang ukurannya lebih besar, memperlihatkan foto beberapa makanan dan minuman andalan.

Menu andalan di House of Wok BG Junction Surabaya
Menu andalan House of Wok di BG Junction, Surabaya.

Saat asyik mencermati banner, seorang pegawai restoran yang mengenakan seragam biru menghampiri saya. "Selamat siang, House of Wok baru buka. Silakan mampir, ada promo," kata pegawai perempuan tersebut.

Saya menunjuk banner pertama. "Ini yang promo nasi goreng saja atau ada menu lain?"

"Untuk opening promo, nasi goreng Finna, Kak. Diskon 50 persen dari harga normal Rp 65 ribu. Satu porsi bisa untuk 3-4 orang," ia menjelaskan dengan nada ramah.

Jujur saja, saya tergiur dengan diskon 50 persen dan porsi yang melimpah. Saya pun segera mengiyakan. Dengan sigap dan ramah, pegawai resto itu mencarikan saya tempat duduk untuk dua orang. Pegawai resto yang lain--seorang pria, membawakan buku menu. Ia balik lagi membawakan dua buah piring dengan dua pasang sendok-garpu yang terbungkus rapi, sekotak tissue, dan sebotol saus sambal Finna.

"Mau pesan sekarang, Kak?" tanya pegawai resto tersebut. 

"Kami pesan satu nasi goreng Finna. Apakah bisa dibuat tidak pedas?" tanya saya.

"Aslinya nasi goreng Finna punya citarasa agak sedikit pedas. Tapi bisa kalau dibuat tidak pedas sama sekali," jawab pegawai resto.

"Baik, Pak. Pesan satu yang tidak pedas sama sekali. Untuk minumannya, satu teh manis panas dan satu lemon tea panas ya," kata saya 

Ia mencatat pesanan saya di kertas kecil khusus menerima pesanan. "Baik, pesanan akan segera kami proses. Untuk buku menu, apakah bisa saya bawa?"

"Saya mau lihat-lihat menu resto di buku menu, boleh ya, Pak?"

Ia mengangguk sambil tersenyum. "Silakan, Kak." Ia bergegas menuju meja kasir yang terletak di bagian ujung dalam resto, untuk menyampaikan pesanan saya.

Saat melihat-lihat buku menu, saya mendapati kalau House of Wok juga punya menu nasi goreng lainnya, seperti nasi goreng Jawa. Mayoritas memang menu ala Chinese Food seperti capcay dan sapo tahu. Biarpun makanan Chinese Food, namun seluruh makanan yang ditawarkan halal dan tidak ada babi. 

Menu Chinese Food House of Wok halal.
Menu di House of Wok tidak mengandung babi. 


Menu minuman tak kalah menggiurkan. Selain jus, ada es doger yang penampilan di fotonya sungguh menggugah selera. Sayangnya, saya sedang agak tak enak badan sehingga tak berani minum minuman dingin. Saya berpikir untuk memesan minuman itu pada kunjungan berikutnya.

Selagi menunggu, saya mencoba mengamati interior restoran yang dominan warna merah. Paling suka saat melihat bagian ubin yang corak keramiknya terkesan vintage. Ubin yang motifnya biasa dipakai rumah-rumah jadul peranakan. 

House of Wok di BG Junction Surabaya
Suasana saat pembukaan restoran House of Wok di BG Junction Surabaya.


Tak ada satupun meja yang kosong hari itu. Begitu tamu beranjak, pegawai selesai membersihkan meja, langsung ada tamu lain yang singgah. Pegawai resto mondar-mandir membawa baki berisi nasi goreng. Rupanya menu andalan opening promo itulah yang kebanyakan dipesan orang. 

Minuman yang kami pesan datang duluan. Segelas teh lemon hangat dan teh manis panas. "Sabar ya, Kak. Nasi gorengnya yang tidak pedas sedang diproses," ucap pegawai resto.

Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya nasi goreng Finna kami pesan tiba. Sumringah.

*

Review Nasi Goreng Finna House of Wok


Omong-omong, Finna adalah sebuah merek yang terkenal dengan kerupuk udang di Surabaya. Selain kerupuk udang, ada pula makanan khas Jawa Timur lain yang diproduksi perusahaan Finna. Misalnya saus tomat dan sambal Finna.  

Aroma saus tiram menguar di udara ketika nasi goreng Finna House of Wok dihidangkan. Warnanya merah merona. Menggoda. Nasi goreng disajikan di sebuah piring putih berdiameter sekitar 30 sentimeter. Pada sisi pinggirnya tercantum label Wok.

Nasi goreng Finna di House of Wok BG Junction Surabaya
Penampilan nasi goreng Finna di House of Wok, BG Junction Surabaya.


Penampilan nasi goreng berwarna merah tak asing buat saya yang penyuka Chinese Food. Warna merah karena saus tomat, walau dalam proses masaknya juga menggunakan saus lain seperti saus tiram. 

Berbeda dengan nasi goreng Jawa yang cenderung berwarna kecoklatan, warna merah memang khas nasi goreng ala Chinnese Food. Irisan timun tipis-tipis terletak di bagian sudut nasi goreng Finna. Warna merah nasi goreng berpadu warna hijau kacang polong segar. Irisan telur dadar orak-arik yang berwarna kuning keemasaan. Tak ketinggalan, udang tanpa kulit yang kecoklatan. 

Porsi nasi goreng yang melimpah, cocok buat yang suka makan menu tengahan. Saya mengmbil beberapa sendok goreng ke piring saya. Tak sabar mencicip. Perlahan jemari kanan mengarahkan sesuap nasi ke mulut.  

Hmmm. Enak, gurih. Rasa saus tiram yang kental berpadu saus tomat menari di lidah. Kacang polongnya empuk. Pun dengan udangnya yang kenyal dan lezat. Satu setengah jam berlalu. Saya gagal menghabiskan satu porsi, lantaran saking melimpahnya. Terlalu sayang kan.

Usai membayar di kasir, saya meminta nasi goreng yang masih tersisa banyak di piring untuk dibungkus. Lumayan, bisa buat jatah makan malam. 

Batin saya dalam Javanese-English, baleniable nih. Saya penasaran dengan sapo tahu dan es dogernya. Oya, House of Wok juga punya beberapa menu paket.

Menu paket House of Wok BG Junction Surabaya.
Menu paket di House of Wok BG Junction Surabaya.


***

Salam hangat,
Kata Nieke


Kamis, 15 Desember 2022

Bus Otomatis Pertama di Indonesia Ada di The Breeze BSD City

Bus otomatis pertama di Indonesia yang dihadirkan Sinar Mas Land ada di The Breeze, BSD City. Kepoin, yuk.


First autonomous vehicle in Indonesia is at Green Office Park, BSD City
Bus otomatis tanpa sopir pertama di Indonesia di The Breeze, BSD City, Tangerang, Banten. Sumber foto: Sinar Mas Land.


Sabtu, 10 Desember 2022

Klaska Residence Apartemen Surabaya Suasananya Serasa Staycation

Yuk, intip Klaska Residence, apartemen di Surabaya yang Instagramable. Suasananya bikin healing, serasa staycation tiap hari.

Klaska Residence apartemen Surabaya
Klaska Residence, apartemen Surabaya.
Foto: kompilasi foto pribadi dan foto dari Klaska Residence.

Jumat, 14 Oktober 2022

Jogja, Bagiku adalah 'Rumah' Kedua

Sekadar cerita tentang Jogja, yang bagiku sudah menjadi rumah kedua.



Sabtu, 17 September 2022

Kumpulan Resep Masakan Tanpa MSG yang Tak Bikin Ribet

Buang jauh-jauh persepsi masak makanan sehat dan tanpa MSG itu ribet. Cobain resep-resep dari Dapur Kobe ini, deh.

dapurkobe, tepung kobe, resep, resep masakan, masak enak, masak lezat, resep masakan indonesia, resep dapur kobe, resep masakan sehat, resep indonesia, tanpa micin, tanpa msg, cinta tanpa micin, kobe tepung bumbu, tepung serbaguna premium, masakan sehat, makanan sehat, masakan, makanan.
Resep makanan tanpa micin. Foto: Kata Nieke

Selasa, 30 Agustus 2022

Kuliner Surabaya: Review Roti Bakar D'Rokar

Pengalaman saya mencicip roti bakar ala Bandung di Surabaya. Roti bakar D'Rokar banyak variasi menunya.


Sabtu, 27 Agustus 2022

Tea n Tea, Gopek Tea House: Review Resto

Nasi godhog merupakan salah satu menu istimewa di Resto Tea n Tea di BG Junction Surabaya.

Teh poci di Tea n Tea Gopek Tea House
Tea n Tea, Gopek Tea House, BG Junction Surabaya.


Rabu, 27 Juli 2022

Halo Surabaya Heritage: Review Resto

Suka makanan Indonesia dengan suasana rumah kuno? Coba makan di Halo Surabaya Heritage.

Review resto Halo Heritage Surabaya
Review resto kafe Halo Surabaya Heritage, Jl Kartini, Surabaya.

Kamis, 30 Juni 2022

7 Alasan Taman Bungkul Surabaya Jadi Favorit Turis Domestik

Hampir tiap teman yang liburan ke Surabaya, selalu ingin berkunjung ke Taman Bungkul. Kalau kamu ke Surabaya, masukkan ini dalam daftarmu ya.

alasan kunjungi taman bungkul surabaya
Taman Bungkul Surabaya wajib dikunjungi. Pernah dilabeli taman terbaik se-Asia. 

Selasa, 14 Juni 2022

5 Cara Liburan Murah dengan Kantong Tipis

 Pengin liburan tapi kantong lagi tipis? Liburan itu enggak harus mahal lho. Ini 5 cara liburan dengan bajet murah.

tips liburan murah
Tips liburan hemat dan murah.

Selasa, 12 April 2022

Review Chicken Steak Bossman: Rp 20 K Pakai Hot Plate

Ini pengalaman saya saat menjajal chicken steak Rp 20 ribu di Bossman, Mal BG Junction, Surabaya.

chicken steak hotplate murah surabaya
Chicken steak hotplate murah di BG Junction Surabaya. Foto: @katanieke

Jumat, 01 April 2022

Rekomendasi Chinese Food Resto Surabaya yang Bisa Dipesan via Aplikasi Ojol

Rekomendasi resto lokal Surabaya dengan menu Chinnese Food, yang harganya tidak bikin kantong bolong, sekitar Rp 50 ribu dengan rasa dan porsi memuaskan.

Rekomendasi resto lokal Surabaya


Kamis, 17 Maret 2022

Mengenang Museum De Mata Jogja yang Tutup Per Maret 2022

Saya terkejut tatkala mengetahui Museum De Mata Yogyakarta tutup per 2 Maret 2022. Kok tutup? Padahal museum ini ramah solo traveler.

Museum De Mata De Walik De Arca Yogyakarta berhenti operasi
Museum De Mata Jogjakarta yang instagramable. Foto: @katanieke

Senin, 27 Desember 2021

Bijak Konsumsi Keju dengan Kampanye #KejuAsliCheck ala Kraft

Memilih keju ternyata tidak bisa capcipcup kembang kuncup. Beruntungnya, mencari #KejuAsliCheck tidak serumit mencari jodoh. Mau tahu rahasianya?

Kampanye Keju Asli Check Kraft
Yuk pilih keju berkualitas dengan  #Keju AsliCheck 
Foto: @katanieke

Selasa, 07 Desember 2021

Beli Koloke di Bakmi Gili Cuma Rp 20 Ribuan

Siapapun tahu, Bakmi Gili melegenda dengan bakminya. Kali ini, saya ingin menjajal menu koloke. Tips and Hacks kulineran buat siapapun yang mau ngirit tapi pengin makan enak.

Koloke di Bakmi Gili Surabaya
Koloke di Bakmi Gili. Saya beli separuh harga karena
pakai fitur Grab yang ini. Foto: @katanieke

Minggu, 07 November 2021

Wings Me Fried Chicken, Banyak Sausnya dari Mozarella Sampai Matah

Keistimewaan sayap ayam goreng Wings Me adalah sausnya yang beragam: saus keju (cheesy), sweet chili (pedas manis), barbeque, hingga yang Indonesia banget seperti sambal matah.

sayap ayam goreng Wings Me
Sayap ayam goreng, merek lokal Wings Me. Paket sayap isi delapan.
Foto: @katanieke