Selasa, 09 Juli 2024

Menjajal Sate Taichan Senayan di Jogja

Nemu Sate Taichan Senayan di Jalan Godean, Yogyakarta. Sate taichan ternyata beda dengan sate yang sudah ada.

Sate taichan Senayan di Godean Yogyakarta
Sate taichan. Sumber foto: Tiktok @katanieke
Diolah dengan grafis Canva.





Tak ada niat untuk jelajah kuliner sate taichan saat sedang berjalan kaki menyusuri Jalan Godean, Jogja, sebetulnya. Apalagi saat itu sudah pukul setengah sembilan malam. Hal yang ada di pikiran hanyalah ingin makan malam yang khas warteg. Sayangnya, jam segitu di Jogja sudah banyak warteg yang berbenah hendak tutup atau makanan telah habis.


Jalan Godean, Yogyakarta sangat ramai, walau bukan malam Minggu. Tepatnya sepanjang jalan yang mengarah Mirota Godean. Lantaran warteg sudah tutup, saya meneruskan berjalan kaki melewati ruko-ruko. Sempat melihat warung bakso dan soto, sayangnya, meja dan kursinya sudah dibersihkan. Dagangan sudah habis. 

Mata saya menangkap keramaian di ruko seberang jalan. Wah, ada apa tuh. Sepertinya ada tempat makan baru buka. Ternyata di depan ruko tertulis: Sate Taichan Senayan. Lantaran tempat itu masih ramai, saya berasumsi masih buka dan melayani pembeli. Saya pun menyeberang jalan menuju ruko yang letaknya persis di sebelah toko roti itu. 

Benar saja. Ternyata Sate Taichan Senayan baru buka hari itu--pembukaan cabangnya di Jl. Godean. Gas-lah ya, sudah lapar. Biasanya kalau pertama buka kan ada promo.

Saya memilih duduk di kursi bagian dalam ruko. Ada kursi di bagian depan atau halaman ruko. Berhubung cuaca Jogja malam itu gerah, saya mencari ruangan yang ada kipas anginnya saja. 

Saat saya datang, antrian belum terlalu panjang. Pembeli mesti memesan di kasir dan membayar terlebih dulu. Setelah itu baru pesanan makanan diproses. Begitu makanan siap, nama pembeli akan dipanggil dan konsumen mengambil pesanannya di sisi meja kasir yang lain.

Mumpung masih antri, saya membaca-baca menu terlebih dulu. Ingatan saya kembali beberapa tahun lalu, kala pertama kalinya sate taichan menjadi makanan populer di Jakarta, sekitar tahun 2014. 


Review kuliner Sate Taichan Senayan Godean Yogyakarta
Sate taichan Senayan di Jl Godean, Jogja.
Foto pribadi @katanieke



Kapan Sate Taichan Pertama Kali Muncul


Saat itu saya masih merantau di Jakarta. Tren sate taicha bermula di sekitar Senayan dekat pintu Gelora Bung Karno (GBK), kisaran 2014. Malam hari, sebagian trotoar berubah menjadi lapak-lapak pedagang sate taichan dengan tikar-tikarnya. 

Pertama kali saya mencoba sate taichan ya di situ. Bagi saya yang orang Jawa Timur, rasanya agak aneh makan sate tanpa bumbu kacang dan kecap serta irisan bawang merah. Daging sate taichan itu polosan, berbeda dengan sate khas Madura di Surabaya yang biasanya dagingnya sudah berbumbu. Kesamaannya, sate ini sama-sama dibakar. Berhubung saya suka menjajal kuliner, ya dimakan saja walau awalnya terasa aneh. 

Saya baru tahu kemudian nama Sate Taichan Senayan adalah sebuah brand. Ini memang berbeda dengan sate taichan dari abang-abang di Senayan yang berupa lapak trotoar itu. Namanya penasaran, ya coba lagi saja. Lagian terakhir kalinya makan sate taichan sudah bertahun-tahun lalu. Lagian saya juga sedang lapar. Haha.

Tak lama mengantri, saya memesan sate taichan daging ayam dan sate taichan saus barbeque beserta nasi putih. Begitu selesai memesan, saya tak sengaja menoleh ke belakang. Wow, ternyata antrian sudah panjang. Padahal sudah menjelang pukul sembilan malam. Berarti tadi saya beruntung, tak perlu terlalu lama menunggu orang di depan saya.

"Duduk dulu saja, Kak. Nanti namanya dipanggil ya," ucap pegawai Sate Taichan Senayan. 

Setelah sekitar 15 menit, akhirnya nama saya dipanggil. Pesanan yang jadi ternyata baru sate taichan daging ayam dan nasi putih. Minuman tentu saja, saya memilih es teh di malam yang gerah itu.



Review Sate Taichan Senayan


Saya tidak berniat membandingkan Sate Taichan Senayan dengan sate taichan di trotoar Senayan Jakarta yang saya jajal beberapa tahun lalu. Jujur saja, sudah lupa rasanya dan menggambarkan citarasanya. Jadi saya hanya berbagi pengalaman menjajal Sate Taichan Senayan di Godean, Jogja.

Satu porsi sate taichan daging ayam berisi sepuluh tusuk. Berbeda dengan sate pada umumnya yang warna dagingnya kecoklatan atau cenderung gelap karena telah kena bumbu, daging sate taichan coklat muda atau agak putih. Polosan. Daging ayam itu tidak diberi bumbu kecap, hanya dilumuri jeruk nipis dan garam. Makanya kalau dimakan tanpa sambal yang disediakan, agak hambar.


Sate taichan daging ayam di Sate Taichan Senayan Jogja
Sate taichan daging ayam di Sate Taichan Senayan, Godean, Jogja.
Foto: pribadi @katanieke



Sate taichan disajikan tanpa bumbu kecap atau bumbu kacang seperti kebanyakan sate. Hanya dengan sambal uleg. Ragamnya sambel matah, sambel hijau, sambel bawang. Buat penyuka pedas, bakal cocok. Sate dicocol atau digulirkan dengan sambal lebih maknyes. 

Buat yang tidak doyan pedas, saya rekomendasikan sate taichan saus barbeque.  Bumbunya cenderung manis dan gurih. Paling cocok di lidah saya. Satu porsinya juga berisi sepuluh tusuk.

Pesanan kedua saya ini datang agak belakangan, selisih 10 menitan dari pesanan pertama. Sepertinya karena baru pembukaan, antusias pembeli yang datang cukup lumayan. Hampir semua meja terisi penuh. Saya beruntung saat tiba, belum begitu ramai.


Sate taichan barbeque Sate Taichan Senayan Jogja
Sate taichan saus barbeque di Sate Taichan Senayan, Godean, Yogya.
Foto pribadi @katanieke



Jam menunjukkan pukul 10 malam ketika saya rampung makan. Masih ada 10 tusuk, 5 tusuk sate taichan daging ayam dan 5 tusuk sate barbeque. Sengaja tidak saya habiskan. Saya minta dibungkus, lalu bergegas pulang.

Jogja kalau malam gerah. Namun tengah malam hingga subuh cuacanya cenderung dingin. Kadang bikin pengin makan atau nyamil di tengah malam. Lumayan kan, satenya bisa dimakan di momentum lapar itu.




Salam,
Kata Nieke

2 komentar:

  1. Aku pecinta kuliner sate Taichan ini karena sambalnya, kalo pake sambl cabe setan, trus dikasi jeruk sambal, ya ampun kak, enak banget. ttuh jadi ngences sendiri..wkwkw

    BalasHapus
  2. Maaf untuk pecinta Taichan, tapi sampai sekarang saya masih b aja sama sate taichan, kayak seret gitu makannya. Lebih enak makan sate itu full kuah ala sate padang atau dikasih kecap atau bumbu kacang. Tapi hebat juga sate taichan masih bertahan sampai sekarang, berarti pecintanya banyak.

    BalasHapus

Hi... terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya. Mohon berkomentar dengan sopan, tidak meninggalkan spam, tidak menggunakan LINK HIDUP di kolom komen. Sebelum berkomentar, mohon cek, apakah Anda sudah memiliki profil di akun Anda. Profil tanpa nama atau unknown profil tidak akan diterima berkomentar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak gunakan akun anonim.

Salam.