Ada restoran steak di dalam pasar? Ini cerita saya saat makan Steak Pasar Tunjungan, Surabaya.
Tak sengaja menemukan resto steak ala bintang lima di Pasar Tunjungan Surabaya. Namanya Steak Pasar Tunjungan. Ceritanya dimulai dari sini.
Sore itu, sinar matahari masih menyengat. Saya baru rampung mengurus sesuatu di kantor pelayanan publik di gedung Siola, Jalan Tunjungan Surabaya. Jam menunjukkan pukul 16.00. Perut meronta-ronta minta diisi.
Otak saya berpikir cepat. Hmm, makanan apa ya yang ada di sekitar sini? Ada banyak pilihan karena sepanjang Jalan Tunjungan kini berjejer berbagai macam kuliner. Mulai dari mie, makanan khas Indonesia, menu Korea, burger dan makanan Barat, hingga aneka jajanan seperti dessert (makanan pencuci mulut) seperti es krim dan kue.
Saya melangkah keluar dari pintu gedung Siola yang berada di sisi Jalan Tunjungan. Saya memutuskan untuk menyusuri sepanjang jalan, siapa tahu ada tempat yang membuat saya tergerak untuk masuk.
Sebetulnya, ada satu restoran yang berada di dalam gang, masih daerah Jalan Tunjungan. Saya menemukan resto makanan khas Indonesia ini setelah berselancar di media sosial. Sayangnya, akun yang mereview tak menyebut alamat lengkapnya. Hanya ancer-ancer. Lantaran penasaran, saya tetap mencoba mencarinya.
Begitu menemukan ancer-ancer yang dimaksud, saya menyusuri gang kecil yang hanya bisa dimasuki motor. Gang itu berada di sisi Jalan Tunjungan. Di dekat mulut gang, ada sedikit lahan yang dijadikan semacam tempat parkir motor bagi pengunjung Jalan Tunjungan--yang memang telah menjelma jadi salah satu wisata kota.
Saya bertanya pada tukang parkir mengenai tempat yang saya cari. Sayangnya dia tak tahu. Saya mencoba berjalan masuk hingga 3 meter, tapi hanya melihat rumah-rumah. Akhirnya saya memutuskan kembali ke jalan utama. Soalnya matahari sudah mulai condong dan sebentar lagi akan gelap.
Mencari praktisnya, saya langsung menuju Pasar Tunjungan. Lantaran gerah cuaca kemarau, saya mempersempit pilihan tempat makan dengan opsi resto yang memiliki penyejuk udara. Usai mengelilingi lantai 1 Pasar Tunjungan, saya balik ke bagian depan Pasar Tunjungan yang berada di sisi Jalan Tunjungan. Pilihan jatuh pada Steak Pasar Tunjungan.
Tempat duduk di ruangan utama Steak Pasar Tunjungan, bisa menikmati suasana pasar dari dalam resto yang berpenyejuk udara. Foto dokumen pribadi @katanieke |
Review Steak Pasar Tunjungan
Resto Steak Pasar Tunjungan menyekat areanya dan menambahkan penyejuk ruangan. Ada area konsumen di bagian depan, semacam teras, sebelum pintu masuk. Mungkin ditujukan kepada konsumen yang menginginkan suasana tanpa penyejuk ruangan.
Jemari saya bergerak membuka pintu masuk resto. Terdapat dua bagian ruangan ternyata. Ruangan pertama adalah tempat saya masuk, terdapat area konsumen dan meja kasir. Di sebelah meja kasir terdapat pintu tanpa daun pintu menuju ruangan sebelahnya. Isinya area konsumen yang meja-meja beserta kursi yang ditata agak berbeda dengan ruangan pertama.
Saya memilih duduk di meja paling depan di ruangan pertama. Alasannya, supaya bisa makan sambil menikmati suasana Pasar Tunjungan. Resto ini menyekat dengan kaca sehingga pengunjung dalam ruangan tetap bisa melihat suasana luar, suasana pasar.
Seorang pegawai resto menghampiri saya dan memberikan menu. Harga makanan dimulai Rp 25 ribu seperti mie hotplate. Grilled chicken steak dan crispy chicken steak dibanderol Rp 35 ribu. Sementara tenderloin steak Rp 65 ribu dan sirloin steak Rp 70 ribu. Oya pemesanan dan pembayaran langsung dilakukan di awal sebelum makanan diproses ya. Jadi harus ke kasir untuk pemesanan sekaligus pembayaran.
Saya memesan grilled chicken steak.
"Sausnya mau brown atau barbeque?" tanya sang pegawai.
"Bedanya apa ya, Mas?"
"Kalau brown lebih ke manis, sedangkan barbeque lebih ke gurih-gurih sedikit asin, Kak," ia menjelaskan.
Hmmm, nyobain saus brown ah. Setelah membayar, saya kembali ke tempat duduk. Oya, Resto Steak Pasar Tunjungan tidak menyediakan minuman panas. Pilihannya hanya minuman dingin dan air mineral dalam botol kemasan. Untuk minuman, saya memesan Aromatic Tea.
Tak berapa lama, grilled chicken steak dan es teh 'Aromatic Tea' datang. Aroma saus brown steak menggugah selera. Saus brown berwarna coklat. Tak begitu cair tapi juga tak begitu kental.
Steak disajikan dengan hotplate. Asap mengepul dari atas daging. Kuahnya terlihat mendidih. Potongan kentang serta wortel dan buncis ditata di bagian samping daging. Steak disajikan dengan pisau dan garpu.
Jemari saya meraih garpu dan pisau. Tangan kiri menahan daging steak dengan menusukkan garpu. Tangan kanan mengiris daging secara perlahan dengan pisau. Wah dagingnya empuk sekali! Kentara dari saat saya mengiris, begitu mudah.
Saya melahap potongan daging. Benar saja. Dagingnya empuk. Tak susah mengunyahnya. Saus brown membaur dengan tekstur daging yang lembut. Ada rasa manis gurih di lidah, berpadu dengan sedikit rasa lada. Unsur lada ini membuat ada rasa pedas sedikit, tapi dalam level aman. Unsur manisnya tetap lebih kuat.
Sementara aromatic tea ternyata bukan sekadar es teh biasa. Ada semacam rasa sirup di tehnya.
Hidangan main course lainnya yang saya coba adalah mie hotplate. Sesuai namanya, mie disajikan dengan hotplate. Porsinya jumbo. Mienya tidak eneg, rasa sausnya sedikit pedas dan gurih namun memuaskan di lidah.
Apakah saya akan kembali lagi ke Resto Steak Pasar Tunjungan? Jawabannya iya. Harga steak cukup terjangkau dengan kualitas rasa yang menurut saya memuaskan. Semoga Steak Pasar Tunjungan bisa konsisten menjaga kualitas masakannya. Baleniable.
Salam,
Kata Nieke
Aahh aku suka banget steak. Suka sausnya tuh selalu enak. Penasaran rasa dari saus brown ini aku suka kalau sausnya manis gini. Tempat makannya juga nyaman yaaa. Bikin pengen kesana lagi, deh.
BalasHapusWah jadi penasaran nih denga steak pasar tunjungan, saya belum pernah ke sana.
BalasHapusSudah lama banget ga ke daerah Tunjungan
kalau jalan-jalan aku juga suka pesan chicken steak, tapi biasanya sausnya yang barbeque aja, ga ada pilihan brown. Harga steak tenderloin dan sirloinnya juga ternjangkau ya
BalasHapusLiat menunya jadi kepengen juga makan steak mba. Secara penampakannya menggoda banget sih, ngilerr. Kalau dari segi harga menurut aku cukup merakyat :)
BalasHapusSeneng banget bisa makan steak ayam di Jalan Tunjungan Surabaya. Harganya terjangkau ya. Aku lihat harga tenderloin steak juga nggak gitu tinggi. Cobain ini juga Kak.
BalasHapusSteak di dalam pasar ini sebenernya sebagai bentuk langkah inovatif yang menghapus stigma makanan steak itu "just for the rich". Dikemas dengan harga yang terjangkau lalu ditempatkan di tempat yang memang bukan para "the rich" berkumpul. Jadi, sekarang makanan ini menjadi "food for everyone" :D
BalasHapusSaus brownnya ituh.. manis aja apa ada gurih pedesnya juga sih, mba? jujur aku belum pernah makan steak dengan rasa saus yang manis soalnya.
BalasHapusBaru tau ada tempat steak enak di Pasar Tunjungan! 😄 Pasti seru nih buat dicoba. Thanks for the info!
BalasHapusMasih sangat2 terjangkau sekelas tenderloin dan sirloin dibawah 100ribu..di batam sudah diatas itu harganya. Wajar kalo kakak mau balik lagi makan disana😊
BalasHapusKayanya aku belum pernah lihat mie di hotplate. Memang dobel joy ya kalau makanan enak dan terjangkau. Apalagi dekat tempat seperti pasar yang bisa banyak beli kebutuhan.
BalasHapusWah lihat foto steak nya langsung ngiler pengen nyoba deh.. Terima kasih sharing review nya ya..catet dulu ah klo kapan2 ke Tunjungan mo nyariin..
BalasHapusMie hotplatenya besar kayak udon, lumayan murah sih harganya 25.000 . Kenapa restonya nggak menyediakan minuman hangat yah? Jadi ingat, mama saya klo ke resto mesti pesan minuman hangat krn beliau alergi sama yang dingin2.
BalasHapusanak saya paling suka steak kak, kalau suatu saat ke Pasar Tunjungan kanku cari rekomendasi tempat makan satu ini....
BalasHapusdidalam pasar Tunjungan banyak banget pilihan tempat makan, waktu itu aku mau makan makanan khas Jepang lupa nama restonya apa, tapi sayang pas tutup. Kapan kapan mau lagi masuk ke pasar tunjungan, cobain makanan yang lain
BalasHapusWah, steak di pasar? Unik banget! 🤩 Pasti seru makan steak sambil lihat suasana pasar. Gak sabar mau coba juga!
BalasHapusEntah mengapa pas dibilang saus yang brown agak manis dan melihat gambarnya, kok yang kepikiran adalah adanya kandungan gula merah ya, hehe. Penasaran buat nyoba steaknya, apalagi empuk ya kak rasa dagingnya😍
BalasHapusSurabaya tuh heran ya makanannya enak semua. Kalau steak, saya suka Boncafe tapi yang ini kayaknya enak juga sih.
BalasHapusSering banget denger cerita tentang Pasar Tunjungan. Maklum belum pernah kesana, hehe. Nggak nyangka kalo di sebuah pasar ada resto steak. Keliatannya juga enak, bukan steak yang abal-abal ya, Kak.
BalasHapusKalau baca Pasar Tunjungan, kaya auto ingat lagu lama. Steak nya juga terlihat enak. Penasaran gimana rasanya. Pakai hotplate gitu kan jadi tetap panas dan hangat ya makanannya
BalasHapusWah wajib coba jg nih kalo pas main ke Surabaya. Meski rasa steak tuh sama aja, tapi kalo di tempat2 tertentu, terutama kawasan Tunjungan ini wajib coba. Krn biasanya ya di sini surganya kuliner otentik. Emg enaknya sih abis makan panas ya minum dingin sih. Berasa segerr gt. Tp ya setidaknya bs ngasih minuman hangat ya. Terutama kalo malam gini suka dingin.jd enak kalo minum-minuman hangat.
BalasHapusDari Siola jalan sampai Jalan Tunjungan rasanya lumayan yaa, ka Niek..
BalasHapusTapi dengan kondisi trotoar yang nyaman buat pejalan kaki, rasanya masih oke sih yaa.. Eh, aku jadi mikirin ka Niek beneran jalan karena makannya di tempat hidden gems gituu.. Steak Pasar Tunjungan.
Aku suka banget liat mie-nya gemoyy banget pas di menu Mie Hotplate di Steak Pasar Tunjungan. Kenyang pasti yaah.. sambil minum es mojito, mantul inih..
Wah, cocok nih saya ngrlihatnya aja auto ngiler. Jadi pengen icip juga. Ok, masuk bucket list.
BalasHapusChicken steaknya ini pasti mantap, karena saosnya melimpah. Saya pernah makan steak begini tapi saosnya pelit banget. Hahahaha. Fix nih kalau main ke Surabaya wajib ke pasar Tunjungan.
BalasHapusTernyata dalam pasar bisa ada steak juga ya. Paling suka kalau steak memiliki daging empuk dan saus yang agak manis. Pernah beli steak dagingnya cenderung alot dan jadi malas motongnya.
BalasHapus