Menu

Percik Kata Nieke

Senin, 29 Juli 2024

Candi Gedong Songo dan Pesona Lereng Gunung Ungaran Semarang

Candi Gedong Songo di Ungaran mirip dengan Candi di Dieng. Coba tebak, mana yang lebih dulu didirikan: Candi Gedong Songo atau Candi di Dieng?


Wisata Candi Gedong Songo Semarang Ungaran
Candi Gedong Songo di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Sumber foto: Canva free diolah.



Banyak literatur yang bilang kalau Candi Gedong Songo di Ungaran memiliki banyak kemiripan dengan Candi Dieng di Wonosobo. Kedua candi tersebut memang sama-sama peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, yang berada di dataran tinggi pegunungan.

*

Candi Gedong Songo terletak di desa Candi, lereng Gunung Ungaran, Jawa Tengah dengan ketinggian sekitar 1200 mdpl. Pemandangan sekitar candi bercorak Hindu tersebut benar-benar menakjubkan. Pepohonan, hamparan rumput hijau, pegunungan, serta sawah di sekitar kompleks candi seluas sekitar 10 hektare.

Saya singgah ke Candi Gedong Songo pada pertengahan Mei 2024 lalu. Uniknya saya pergi bareng rombongan yang mayoritas oma-oma atau lansia. Hihi, anak muda nyempil di antara generasi baby boomers. Namun jangan salah, para oma ini energik dan bersemangat lho.

Kami berangkat dengan sebuah bus sewaan  sekitar pukul 14 atau jam 2 siang dari kota Semarang menuju Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Lantaran naik bus, otomatis kecepatan kendaraan terbatas. Bus baru tiba di kompleks wisata The Ayanaz sekitar pukul 15 atau 3 sore. 

"Lho kok di sini, bukan sini tempatnya. Harusnya Candi Gedong Songo," ucap seorang teman saya yang menjadi koordinator rombongan kepada sopir bus.

Sopir bus lalu membuka jendela bertanya kepada petugas setempat. Jawabannya, bus harus diparkir di tempat itu lantaran jenis kendaraan tidak memungkinkan untuk melalui jalanan yang lebih menanjak untuk menuju kawasan Candi Gedong Songo. 

"Harus oper kendaraan bus kecil seperti L300, Kak," Bapak sopir bus menyampaikan penjelasan petugas. "Carter."

Teman saya turun dari bus untuk memperoleh keterangan lebih lengkap dari petugas setempat. Sekitar 5 menit kemudian, penumpang bus yang memang rombongan pun diminta turun. "Kita oper bus kecil ya, sudah dicarterkan," kata teman saya kepada seluruh penumpang bus. Kami berombongan dari Surabaya hendak menikmati Semarang dan sekitarnya.

Satu bus kecil itu memuat sekitar 12 orang. Kami menyewa tiga bus kecil untuk naik ke bagian atas lereng Gunung Ungaran, kompleks Candi Gedong Songo. Rupanya jalan menuju ke sana benar-benar menanjak dan berkelok. Perjalanan makan waktu sekitar 10 menit, melalui rumah-rumah penduduk, hotel, tempat wisata, dan kebun penjual bunga. Bus kecil ini tidak menggunakan penyejuk udara. Seluruh jendela kendaraan dibuka sehingga hawa segar dan dingin menerobos masuk. 

Tiga bus kecil yang dicarter diparkir di halaman yang persis menghadap pintu masuk kawasan candi. Tulisan Candi Gedong Songo warna oranye berukuran besar menyambut kedatangan kami. 

"Foto bareng dulu yuk depan tulisan itu," kata teman saya, yang memang berperan sebagai koordinator rombongan.

Setelah berfoto bersama, barulah kami memasuki wilayah komplek candi Gedong Songo. Harga tiket masuknya sangat terjangkau, Rp 10 ribu-Rp 15 ribu untuk turis domestik. Sementara turis asing dikenai biaya Rp 75 ribu.

Melewati pintu masuk, saya terkesima melihat padang rumput dengan udara yang segar. Jalannya berbukit-bukit, agak naik. 

Jujur saja, saya menggos-menggos atau terengah-engah setelah berjalan hampir 100 meter. Dari posisi saya sudah nampak dari kejauhan sebuah candi berdiri kokoh. Itulah candi pertama dari sembilan candi Gedong Songo. Sayangnya dari sembilan candi, hanya lima yang masih dalam keadaan utuh.Candi Gedong Songo mirip seperti Candi Arjuna di Dieng yang dibangun di dataran tinggi. 

Mungkin karena melihat saya kepayahan berjalan, beberapa bapak penyewa kuda resmi dari lokasi wisata menghampiri saya. "Sewa kuda saja, Mbak. Nanti diantar keliling sampai ke atas," katanya. 

Para penyewa kuda resmi ini dibekali dengan keahlian pemandu, mereka bisa menjelaskan cerita sejarah candi. Salut. Biayanya pun sebenarnya tak terlalu mahal, sekitar Rp 100 ribuan untuk mengitari lokasi candi yang jaraknya cukup jauh satu sama lain.

Candi Gedong Songo sejarah Mataram Kuno
Wisata Candi Gedong Songo di Ungaran, kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Sumber foto: foto pribadi kompilasi @katanieke, foto candi dari Canva free.


Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo pertama kali ditemukan Loten, seorang peneliti sejarah asal Belanda sekitar 1740. Namun referensi lain menyatakan penemunya adalah Thomas Stamford Raffles pada kisaran 1804. Awalnya Raffles menamakannya Gedong Pitoe lantaran jumlah yang ditemukan 7 candi. Pada 1908-1911, Van Stein Callenfels, arkeolog Belanda menemukan dua bangunan candi di kompleks tersebut. Namanya pun berubah menjadi Candi Gedong Songo. 

Candi Gedong Songo diperkirakan dibangun  abad ke-9 pada masa Dinasti Sanjaya, tepatnya oleh Rakai Mataram Sang Sanjaya, raja Kerajaan Mataram Kuno sebagai tempat pemujaan dewa Siwa. Terdapat arca Siwa Mahakala, Siwa Mahaguru, dan Ganesha dalam kompleks candi tersebut. Referensi lain menyebut, kompleks candi dibangun oleh Putera Sanjaya sekitar abad 7-9.

Peneliti sejarah bernama Vogler memperkirakan Candi Gedong Songo dibangun sekitar seratus tahun setelah Candi Arjuna, Sewu, Semar, Lumbung dan candi lainnya.

Letak candi-candi tersebar dari bawah hingga ke atas perbukitan. Berjarak antara 100-300 meter antara gugusan candi satu dengan lainnya.

Candi Gedong I dibangun menghadap ke arah barat. Ada motif bunga padma di bagian kaki candi. Inilah candi pertama dari pintu masuk. Walau jalan kaki dari pintu masuk menuju area Candi Gedong I cukup menanjak dan membuat terengah-engah.

Candi Gedong II terdiri dari dua candi yakni candi utama dan candi perwara yang saling berhadapan. Atap candi berbentuk tiga susun bertingkat. Jaraknya sekitar 330 meter dari lokasi Candi Gedong I.

Candi Gedong III terdiri dari tiga candi antara lain: candi utama, candi perwara yang menghadap candi induk, dan candi apit di sisi kanan. Di sini terdapat arca Siwa, Ganesha, dan Durga. Atapnya juga berbentuk tiga susun dengan bagian yang runcing di ujung paling atas. Jaraknya sekitar hampir 120 meter dari Candi Gedong II.

Candi Gedong IV sebenarnya terdiri dari 12 bangunan, tapi kini hanya tersisa candi induk. Namun pengunjung bisa melihat reruntuhan bangunan di sekitar candi utama. Atap candi utama juga bentuknya bersusun dengan bagian runcing pada bagian paling atas. Lokasinya di bagian barat dari Candi Gedong III. 

Candi Gedong V juga hanya tersisa candi induk. Ada beberapa bangunan lain di sekitarnya tapi hanya berwujud puing-puing.

Dinas Purbakala pada masa pemerintahan Belanda pernah memugar candi-candi tersebut pada 1931. Pemerintah Indonesia pun memugar pada 1972-1982. Candi Gedong Songo resmi menjadi kawasan cagar budaya pada 2015.





Wisata Lain Sekitar Candi Gedong Songo

Selain wisata candi, ada pemandian air panas di sekitar lokasi. Namun saya tak mencoba ke sana. Saya memutuskan ke lokasi wisata foto, The Ayanaz Gedong Songo yang letaknya tak jauh dari pintu masuk. Tiket masuknya sekitar Rp 15-20 ribu dapat voucher potongan harga Rp 5 ribu untuk membeli minuman di kafe yang berada di lokasi wisata foto The Ayanaz.

Teman-teman bisa memanfaatkan jasa fotografer di lokasi The Ayanaz. Ketika saya masuk bersama teman-teman saya, beberapa fotografer ini menghampiri dengan sopan. Mereka menawarkan jasa foto dengan kisaran biaya Rp 100 ribu. 

Beberapa teman saya tertarik dan masing-masing menyewa seorang fotografer. Ternyata fotografer ini pandai mengarahkan gaya dan mengambil angle foto. Saya sempat melihat hasil fotonya yang dikirim secara digital. Nggak rugi, sekalian ngelarisi, memberi mereka rezeki.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah 4 sore. Kami bergegas keluar lokasi The Ayanaz setelah memanfaatkan voucher potongan minuman Rp 5 ribu. Harga minuman rata-rata Rp 15 ribu, sehingga dengan voucher tersebut tinggal bayar Rp 10 ribu.

Pintu keluar kompleks Candi Gedong Songo berada di sisi paling ujung sejajar dengan pintu masuk. Namun saat di dalam kompleks, pengunjung mesti mengikuti panah petunjuk. Hati-hati, jangan meniru kesalahan rombongan saya. Teman saya berpikir bisa melalui arah kembali ke pintu masuk lalu ambil ke arah pintu keluar. Ternyata tidak. Ada tembok pembatas.

Akibatnya kami harus kembali jalan menggos-menggos, hahaha. Kapok! Makanya ikut aturan, saya merutuki diri sendiri.  Berjalan mengikuti papan petunjuk menuju pintu keluar, kami melewati area pujasera lain yang berada dalam kompleks. Makanan seperti sate kelinci, rawon, bakso, mie instan tersedia. Minuman hangat seperti wedang jahe pun ada. 

Setelah pujasera, kami melewati deretan kios suvenir seperti kaos, batik, kerajinan tangan, dan oleh-oleh khas daerah baik makanan, minuman, maupun barang. Harganya lebih bersahabat dibanding beli di toko oleh-oleh di Semarang. Mungkin karena ini buatan UMKM lokal ya.

Nah, barulah kami sampai di gerbang pintu keluar. Dari situ sudah terlihat minibus sewaan di halaman parkir. Setelah seluruh rombongan naik minibus, kami pun berangkat. Turun ke bawah, ke halaman parkir tempat bus besar kami berada. 

Kami menikmati banget perjalanan turun dengan minibus tanpa AC ini. Hawanya sejuk sekali dan udaranya segara. Hanya saja, sepertinya perlu ada edukasi soal sampah buat para wisatawan. Di beberapa titik tertentu saya melihat sampah plastik yang dibuang begitu saja di pinggir jalan di desa. Memalukan banget, kan. Masa turis bertamu membuang sampah sembarangan di perjalanan.

Nieke Indrietta








41 komentar:

  1. Wah seru banget ya mbak, nyempil di antara lansia, hehe. Jadi termotivasi untuk terus semangat. Kebayang sejuknya udara di sekitar candi pas kaca mobilnya dibuka. Bener-bener liburan yang menyenangkan.

    BalasHapus
  2. Memang namanya Desa Candi, ya ... cukup banyak sih, sampai ada 9 candi dalam satu desa. Berwisata ke sana, sekaligus memberi kesempatan warga setempat untuk berbisnis/berusaha di sana. Mbak Nieke gak ada foto sendirinya? Saya cari2 di postingan ini gak nemu :)

    BalasHapus
  3. Saya beberapa kali ke Candi Gedong Songo. Makin hari makin apik karena sudah direnovasi
    Semoga adanya wisata candi ini bisa meningkatkan pendapatan penduduk setempat terutama UMKM di daerah tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah saya juga jadi penasaran dengan Candi Gedong Songo ini. Next destination adalah Semarang. Bisa ke sana bareng keluarga, nabung dari sekarang ah.

      Hapus
  4. Biaya masuknya cukup kompetitif ya mba harganya. Ada bonus potongan harga pula buat beli minum. Ini mah untung banget kalo menurutku.

    BalasHapus
  5. saya belum pernah si ke daerah ungaran semarang,
    pernahnya mampir ke simpang 5 semarang

    BalasHapus
  6. jalan-jalan pasti ada enak dan nggak enaknya ya, asalkan temen-temennya seru mau capek sekalipun nggak aa-apa. Kebersihan masih jadi faktor yg harus diperbaiki ya, sebenernya kesadaran masyarakat juga..

    BalasHapus
  7. Mbak Nieke habis jalan-jalan ke Semarang nih, seneng banget apalagi Ungaran banyak pemandangan yang bagus dan sejuk ya. Kuliner jawa tengah juga enak semua menurut saya

    BalasHapus
  8. Wah aku belum pernah ke Candi Gedong Songo padahal pernah ke Semarang, mudah-mudahan bisa mampir lagi soalnya aku paling suka wisata sejarah seperti ini, banyak nilai edukasinya buat anak-anak.

    BalasHapus
  9. Ternyata candinya jaraknya berjauhan ya, saya kira ngumpul jadi satu. Oiya mbak, saya jadi ingat dulu saat ke borobudur, ternyata jarak dari tempat parkir bus ke candi cukup jauh. Jalan kaki cukup capek juga, tapi meskipun capek hati senang soalnya bareng teman-teman dan juga bisa melihat pemandangan yang bagus

    BalasHapus
  10. Rasanya pasti melelahkan harus berjalan kaki. Tapi kalau sudah ketemu candi gebang songonya, rasa capek perlahan menghilang. Banyak spot foto menakjubkan dan harga tiketnya pun murah

    BalasHapus
  11. Aku selalu amaze dengan bangunan candi. Dibangun pada saat teknologi belum tinggi tapi kekuatannya bertahan hingga berabad-abad lamanya. Selain kuat, penampakannya juga estetik.

    BalasHapus
  12. Sekitar 10 tahun yang lalu saya ke Candi Gedong Songo ini...dan saat itu masih ada renovasi dan pembangunan fasilitas. Jadi penasaran ke sana lagi setelah baca artikel ini. Noted untuk infonya, kalau mudik ke Kediri mau singgah lagi saya

    BalasHapus
  13. biasanya gitu ya kak jalan keluar pasti dilewatkan ke area souvenir dan makanan..tapi enak juga sie jadi lebih rapi..
    aku belum pernah ke candi gedong songo ini padahal bolak balik ke semarnag ato ungaran..next harus dimasukkan list nie buat kesana :)

    BalasHapus
  14. Baru tahu ada candi gedong songo. Tapi penasaran sih sama ini candi. Belom pernah lihat langsung, hheheh


    Newsartstory

    BalasHapus
  15. Saya baruuu aja bulan Mei ke sana. Gara-gara ada teman mantu di Bandungan, Semarang. Yawda, sekalian piknik lah ke Gedong Songo. Bagus yah...Flow sirkulasinya tertata baik. Rapi semuanya...
    Pengennya sih explorasi sampai ke dalam...tapi waktunya mepet euy. Harus kembali ke Semarang lagi...

    BalasHapus
  16. Waw seru banget bisa rombongan wisata sejarah ke Gedong Songo, walaupun tidak lengkap lagi jumlah candinya tapi pastinya masih cantik ya Teh pesona candi-candi tersebut. Jadi pengen kesana juga aut wishlist liburan ini mah

    BalasHapus
  17. Pernah ke Semarang tapi belum pernah ke Ungaran, padahal aku suka banget sejarah, semoga bisa berkunjung dan melihat candi-candi yang ada di Ungaran ini, bisa buat wisata edukasi untuk anak-anak.

    BalasHapus
  18. Wah seru tempat wisata. Sangat dekat dengan alam. Apalagi situs situs zaman dahulu makin menguatkan kita untuk mencintai dan memelihara dengan baik

    BalasHapus
  19. Sudah sering dengar nama Candi Gedong Songo, tapi belum pernah berkunjung. Kalau candi-candi yang di Dieng sudah beberapa kali. Boleh juga nih kapan-kapan ajak keluarga ke sana saat liburan semester mendatang.

    BalasHapus
  20. Ohh ini tuh daerah Ungaran Semarang toh, kirain manaa gitu wkwkw, soalnya pernah tahu tapi ngga nyangka ternyata di Ungaran-nya.

    BalasHapus
  21. wah kayaknya perlu energi juga ya buat bisa sampai ke candi ini. jadi penasaran diriku mbak sama hasil foto mas fotografer itu. hihi

    BalasHapus
  22. Aku belum pernah main ke Semarang. Pertama kali dapat informasi lengkap tentang Candi ini, Kak. Mudah2an nanti Allah rezekikan bisa main ke sana. Soalnya aku suka banget sama sejarah.
    Makasih informasinya ya, Kak. Tujuan wisata ke Semarang jadi makin banyak

    BalasHapus
  23. Wah iya, candi gedong songo adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat ke Semarang ya mbak
    Wisata sejarah seperti ini seru banget

    BalasHapus
  24. Waduh.. padahal isteri saya orang semarang sih.. tapi sejak dari mulai pacaran sampai sekarang kok ya ndak pernah diajak kesana yak?! wkwkwkw..

    Nah pas pulang liburan lebaran nanti aku list ah biar bisa kesana, sepertinya tempatnya asik juga untuk keluarga yah? apalagi di sekitar ada beberapa tempat wisata lainnya juga.

    BalasHapus
  25. Wahhhhh, aku pengen banget ke dieng mbak. View sekitar candinya juga bikin betah dan alamat mager kalau diajak balik ini. Candinya juga terawat banget. :D

    BalasHapus
  26. Menarik ya mbak bisa mengunjungi Candi Gedong Songo ini. Aku suka dgn pemandangan dan suasananya yg tampak sejuk di sekitar candi. Tp krn lokasinya yg masih asri, jadi ada tantangan tersendiri ya soal transportasi. Btw enak sih klo di lokasi wisata ada fotografer yg bisa mengarahkan gaya yg bagus, biar hasil foto kita gak zonk dan layak diposting di IG feed, hehe.

    BalasHapus
  27. Wah, seru banget! 😍 Candi Gedong Songo tuh emang keren, tapi hati-hati jangan salah arah ya. Hehe! 😅

    BalasHapus
  28. Kebayang luasnya Candi Gedong Songo.
    Dan karena jalan-jalan ke situs sejarah begini, jadi belajar lagi yaa, ka Nieke..
    Aku ngerasa kebantu banget dengan informasi-informasi yang dituliskan secara lengkap dan runut di artikel ka Niek.

    Btw, berangkatnya naik kuda bayar 100ribu tuh ga bolak balik berarti yaa..??
    One way?

    BalasHapus
  29. Di tempat wisata di sini juga banyak fotografer seperti itu... Setuju, bagus ngarahin gaya-gayanya, jadi puas ya...

    BalasHapus
  30. seru nih kalo berkunjung ada tukang fotografer kelililing, jadi nggak repot dan bingung pakai gaya apaan...kan ada yang arahin. the real wisata masa lalu tapi dimodel kekinian

    BalasHapus
  31. Mengitari dan jelajah candi sebagai situs budaya, jadinya terasa sesuatu ya. Semoga terus terjaga kelestariannya dan tentunya juga menjaga kebersihan ini nih harus digalakkan

    BalasHapus
  32. Ini saya mainnya kurang jauh kayaknya haha, baru denger ada Candi Gedong Songo. Taunya Candi Arjuno aja. Jadi penasaran euy.

    BalasHapus
  33. kalo bahas soal jalan2 ke tempat wisata yang ada candinya, saya trakhir ke candi udah lama banget nih, kayaknya ada deh 20 taun terakhir huaa, lama banget ya. btw saya baru tau kalo candi gedong songo ini berlokasi di Semarang. thx for share mba Nike

    BalasHapus
  34. Besok klo ke Semarang, aku juga mau ke candi gedong songo ini ah
    Aku suka jelajahi wisata sejarah seperti ini

    BalasHapus
  35. Seru bgt nih kk bs traveling mengenali budaya kita sendiri melalui candi. Naik kuda lagi. Kyknya komplek candi gedongsongo ini gede sekali ya. Ya namanya gedong. Ya pasti gede. Jadi pgn wisata sejarah lagi deh.

    BalasHapus
  36. belum pernah ke daerah Semarang walaupun punya teman di sana, candi-candi ini jadi salah satu kekayaan negara kita yang harus dijaga

    BalasHapus
  37. Kadang suka penasaran di Pulau Jawa ini ada berapa banyak sih candinya karena kayaknya ada banyak banget candi yang belum benar-benar terekspos di dunia wisata.

    BalasHapus
  38. BIsa menjadi salah satu tujuan wisata nih kalau aku nanti ke Semarang. Udah lama banget nggak main ke Semarang. Dulu biasanya ke sana karena transit mau mudik ke Blora hehe

    BalasHapus
  39. selalu terkesima dengan candi, saya mengunjungi Borobudur dan candi di Dieng. kalau ke semarang silatrahmi dengan keluarga disana, insyallah dateng ke Candi Gedong Songo juga dong

    BalasHapus
  40. Seru banget perjalanannya, Mba. Saya pernah ke candi ini dan ke Ayanaz beberapa tahun silam. Ketika membaca cerita perjalanan ini ingatan saya seolah dibawa kembali ke masa itu. Semoga bisa berkunjung ke sana lagi.

    BalasHapus

Hi... terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya. Mohon berkomentar dengan sopan, tidak meninggalkan spam, tidak menggunakan LINK HIDUP di kolom komen. Sebelum berkomentar, mohon cek, apakah Anda sudah memiliki profil di akun Anda. Profil tanpa nama atau unknown profil tidak akan diterima berkomentar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak gunakan akun anonim.

Salam.