Ingin tahu rasanya traveling ke antariksa? Ini cerita saya ikut virtual tour ke antariksa, bulan, dan planet Mars.
Sepenggal lirik lagu film Armageddon mengalun saat saya hendak mempersiapkan diri wisata virtual ke antariksa bersama Wisata Kreatif Jakarta. Saya memeriksa grup whatsapp rombongan tur ke antariksa. Belum ada pesan baru. Waktu memang masih 30 menit dari waktu pelaksanaan. Link zoom meeting sudah dibagikan. Saya menekan tautan.
Beberapa menit kemudian saya sudah masuk dalam ruang pertemuan di Zoom. Baru ada beberapa orang bergabung. Tapi beberapa menit kemudian, satu demi satu masuk. Banyak juga peserta virtual tour yang anak-anak. Wah, bakalan seru dan ramai. Mungkin karena topiknya virtual tour ke antariksa ya.
Baca juga tulisan perjalanan virtual saya ke Verona, Italia untuk mencari Romeo dan Juliet.
Saya yakin, pasti tidak sedikit anak-anak yang kalau ditanya cita-citanya apa, mungkin akan menjawab: astronot. Saya sendiri waktu kecil lebih tertarik ilmu astronomi lantaran betah membaca ensiklopedia tentang planet, tata surya, bintang-bintang. Sayangnya, cita-cita itu gugur karena saya ternyata tidak berbakat di matematika, fisika, dan kimia. Hahaha.
Toh, itu tidak melunturkan kesukaan saya terhadap dunia antariksa. Star Wars, Star Trek, Armageddon, Interstellar adalah beberapa di antara film science-fiction luar angkasa yang pernah saya tonton. Generasi X, Y, Milenial awal mungkin tahu judul-judul yang saya sebutkan tadi. Meski demikian, saya tidak tertarik mengajukan diri menjadi relawan manusia pertama hidup di Mars, seperti yang ramai di media massa beberapa waktu lalu.
Chantal Kreviazuk masih bersenandung di laptop saya. Lirik yang ini mengingatkan saya pada satu adegan saat Bruce Willis dan Ben Affleck berpamitan kepada Liv Tyler. Keduanya pergi ke luar angkasa tanpa tahu akan kembali atau tidak. Yang satu ayah, yang satu kekasih. Adegan paling epik dalam film ini. Syukurlah kepergian saya ke luar angkasa ini tidak sedramatis adegan dalam film Armageddon.
Kennedy Space Center, Florida
Virtual tour ke luar angkasa ini diawali dengan berkumpul di Cape Canaveral, Florida Amerika Serikat. Tepatnya di Kennedy Space Center yang dikelola NASA, tempat peluncuran pesawat ulang-alik--pesawat penerbangan ke luar angkasa dengan awak.
Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat. Tempat peluncuran pesawat antariksa. Sumber foto: presentasi virtual tour Wisata Kreatif Jakarta |
Di sini, pemandu wisata virtual tour, Kak Ira Lathief bercerita manusia sudah bercita-cita ke bulan sejak abad 20. Peserta yang sebagian anak-anak terlihat di media Zoom sangat antusias mendengar Kak Ira bertutur.
Yuri Gagarin, kosmonot berkebangsaan Uni Soviet, adalah manusia pertama yang ke luar angkasa meski baru sekitar orbit bumi, pada 1961. Pada 1969, Amerika Serikat dengan timnya Neil Amstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins dengan Apollo 11 mendarat di bulan. Hanya Neil Amstrong dan Buzz Aldrin yang menjejakkan kaki di sana. Collins bertugas di dalam pesawat.
Astronot mendarat di bulan. Sumber foto: Canva |
Ada fakta unik yang dikisahkan Kak Ira Lathief. Menurut dia, cerita manusia menjejak kaki ke bulan bahkan sudah diceritakan dalam komik Tintin karya Herge yang berjudul Destination Moon, yang diterbitkan 1940. NASA mewujudkannya 20 tahun kemudian. Jadi jangan remehkan imajinasi ya, bisa jadi itu merupakan gambaran visioner dan bisa menginspirasi banyak orang.
Indonesia pun punya tokoh membanggakan di bidang ini. Pratiwi Soedarmono, terpilih jadi astronot perempuan pertama di Asia dan Indonesia pada 1985. Seharusnya 1986 ia meluncur ke antariksa dari Florida. Namun urung lantaran bencana pesawat ulang-alik Challenger yang meledak pada Januari 1986.
Dalam insiden tersebut, tujuh astronot meninggal. Akibatnya, semua misi NASA ditangguhkan. Seharusnya penundaan hanya selama tiga tahun, namun menjadi 10 tahun. Segala proyek jelajah antariksa menjadi tidak pasti karena krisis ekonomi.
Belakangan, tak hanya astronot yang bisa mengarungi luar angkasa. Dennis Tito adalah miliarder Amerika Serikat yang berkesempatan berwisata ke antariksa. Untuk menempuh impiannya berlibur ke luar Planet Bumi, Tito menjalani latihan di NASA meski sempat ditolak pada mulanya. Toh, impiannya akhirnya terwujud pada 2001. Ia membuktikan bahwa orang awam bisa ke antariksa.
Hmm, kira-kira berapa biaya orang awam bisa jalan-jalan ke antariksa ya? Sekitar US$ 20 miliar. Sebentar, coba dihitung dengan kurs dolar Amerika Serikat. Jangan lupa, itu biaya sepertinya belum termasuk les eh tarif untuk menjalani pelatihan di NASA. Uhuk, uhuk. Kalkulator, mana kalkulator.
Pada abad 21, malah bermunculan para konglomerat dunia yang merancang pariwisata antariksa. Busyet, dah. Destinasinya macam-macam, mulai dari orbit bumi hingga Planet Mars.
Sebut saja Jeff Bezos pendiri Amazon dan Blue Origin yang mendirikan travel antariksa, Elon Musk dedengkot Tesla dengan perusahaan SpaceX, Richard Bronson pemilik perusahaan penerbangan Virgin Atlantic yang bercita-cita bikin pesawat antariksa berawak 6 orang. Nah yang ini malah kabarnya sudah ada ratusan orang yang sudah reservasi dengan biaya 200 ribu-250 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 3 miliar. Crazy rich, gaes. Indonesia pernah memakai jasa perusahaan Elon Musk, SpaceX, untuk mengorbitkan satelit Merah Putih milik PT Telkom Indonesia pada 2018.
Beruntungnya, meski bukan anak sultan saya bisa berangkat ke antariksa juga akhirnya. Malah tanpa pelatihan NASA. Virtual tour bersama Wisata Kreatif Jakarta mewujudkan cita-cita saya main keluar Planet Bumi meski tak punya nilai IPA yang bagus. Bahagiaaaa.
Traveling ke Bulan
Pesawatku terbang ke bulan
Pesawatku terbang ke bulan
Tak perlu kau rindu menyinggungnya
Perlahan lupakan kepergiannya
Tunggulah kerling lampunya disaat bulan purnama tiba
Pertanda dia telah bertemu dengan peri kecilnya di bulan
Wussss... Pesawat saya berangkat ke bulan. Kali ini penggalan lagu Memes yang berjudul Pesawatku menemani saya di rumah sambil tamasya virtual ke bulan. Lagu ini sangat populer pada 1997. Saya sengaja memutar lagu-lagu ini di rumah seraya mengikuti virtual tour ke antariksa bersama Wisata Kreatif Jakarta untuk membangun suasana seolah saya berada di sana.
Kiri: ilustrasi peluncuran pesawat ulang-alik. Kanan: bumi dari luar angkasa. Sumber foto: Canva |
Omong-omong, cita-cita manusia ekspedisi ke bulan sebenarnya berawal dari perang dingin dengan Amerika Serikat dengan Uni Sovyet. Kalau baca sejarah, kan ada yang namanya ketegangan politik Blok Barat dan Blok Timur. Nah... berawal dari situ tuh. Ibaratnya mungkin seperti tetanggamu yang suka saingan.
Saya kok jadi berimajinasi percakapan seperti ini:
"Pa, Bu Tedjo sudah punya tas Hermes. Masak aku cuma punya tas Hermes Mangdu. Beliin dong."
Dibalas."Pa, Bu Surti dibeliin misuanya Hermes. Aku mau mobil, Paaa. Mobil."
Dibeliin. Lalu dibalas. Begitu terus sampai negara api menyerang. Woooyyy, ini mainannya sudah bukan level seperti itu. Proyek luar angkasa yang kalau angka nolnya dijejerkan bisa bikin kita takjub bukan kepalang. Uang angsuranmu buat beli rumah masih belum bisa menalangi bajet proyek luar angkasa.
Oke, oke balik bahas perjalanan virtual saya ke bulan. Kata Kak Ira Lathief, aslinya butuh 3 hari dari bumi ke bulan. Pun perjalanan baliknya. Jadi biasanya para astronot menghabiskan waktu minimal tiga hari. Belakangan, negara-negara tak lagi mengirim manusia ke bulan lantaran bajet yang begitu besar. Gantinya adalah robot. Dengan demikian, manusia tetap bisa meneliti obyek antariksa.
Soal bulan di mata budaya Indonesia, Kak Ira Lathief punya dongeng menarik. Kisah ini juga baru saya dengar saat virtual tour ke antariksa. Ternyata, di candi Borobudur terdapat relief yang mengisahkan kelinci di bulan. Ceritanya, sebuah hutan yang penghuninya hewan-hewan yang berbahagia.
Suatu hari, Dewa Langit turun ke bumi menyamar menjadi musafir untuk melihat hutan tersebut. Ia disambut berang-berang, monyet, dan kelinci. Hewan-hewan itu membawakan barang berharga untuk sang musafir, kecuali kelinci. Kelinci datang hanya membawa kayu. Tepat saat sang musafir membakar kayu itu, tiba-tiba si kelinci menjatuhkan dirinya di atas kayu agar bisa menjadi makanan bagi sang musafir.
Sang musafir terharu atas pengorbanan si kelinci. Ia membawa kelinci ke bulan. Sejak itulah muncul cerita tentang bayangan kelinci di bulan. Pernah kamu dengar kisah kelinci di bulan ini?
Mengintip Mars yang Misterius
Dari bulan, Kak Ira Lathief menyalakan 'mesin pesawat' dan kami melaju ke destinasi antariksa berikutnya: Mars. Jarak terdekat bumi dengan Mars adalah 70 hari, sedangkan jarak dengan sisi terjauh Mars membutuhkan waktu 160 hari. Wow, lebih dari dua kali lipat ya.
Mars adalah planet terdekat keempat dari matahari. Konon diberi nama sesuai dewa perang Romawi yang bernama Mars. Warnanya yang kemerahan juga identik dengan karakter dewa perang mitologi Yunani yakni Ares. Setelah manusia berhasil mendarat di bulan, Mars adalah planet berikutnya yang menjadi obyek keingintahuan manusia.
Ilustrasi planet Mars. Sumber foto: Canva |
Planet ini telah menjadi obyek pengamatan ahli dan astronot sejak abad 17. Mars memiliki atmosfir yang lebih tipis ketimbang bumi. Daratannya mirip bumi dan mempunyai bagian yang gelap dan terang. Hingga kini, manusia mengirim robot dan satelit untuk mencari tahu lebih banyak soal Mars. Elon Musk malah punya impian membangun permukiman di Mars.
Begitu besar rasa ingin tahu manusia, hingga Mars menjadi inspirasi komik berjudul Martian, cerita tentang penghuni planet tersebut. Martian--dalam komik itu adalah sebutan untuk penghuni Mars. Dari komik merambah ke film dengan judul The Martian yang ditayangkan di N***** (pasang selotip bintang biar enggak dikira endorse, tapi ya syukurlah kalau suatu ketika mau endorse.).
Tahukah kamu, sudah ada astronot yang dipersiapkan untuk berangkat ke Mars yakni Alyssa Carson, warga Amerika Serikat yang berusia 19 tahun? Rencananya ia akan meluncur pada 2033.
Singgah di Stasiun Luar Angkasa
Ada yang pernah nonton serial Star Trek: The Next Generation yang populer di Indonesia sekitar 1990-an? Film serial itu mengisahkan orang-orang dan makhluk dari planet lain yang berpetualang bersama dalam sebuah pesawat penjelajah antariksa bernama Enterprise.
Pesawat Enterprise sangat besar namun lincah. Berisi ratusan orang dengan berbagai fasilitasnya dari kolam renang hingga holodeck--sebuah ruangan yang bisa disetel hologram sesuai yang diinginkan. Nakhoda kapal semesta ini bernama Kapten Jean-Luc Picard yang diperankan Patrick Steward. Pesawat ini bisa melesat dengan kecepatan cahaya dan berpindah dari satu galaksi ke galaksi lain.
Sumber foto: startrek.com
Ketika Kak Ira mengajak beralih dari Planet Mars dan menuju stasiun luar angkasa, ingatan saya otomatis teringat pada Star Trek dan pesawat Enterprisenya. Beberapa detik kenangan Star Trek berkelindan di alam pikiran saya, tak lama, ternyata Kak Ira juga menyebut film itu. Wah, satu frekuensi nih.
Stasiun Luar Angkasa International (International Space Station/ISS) ini sudah dibangun sejak 2001 dan berfungsi sebagai tempat tinggal para astronot dan ilmuwan yang melakukan penelitiannya selama mereka berada di luar angkasa. Dibangun oleh beberapa negara yang memang bekerja sama dalam meneliti luar angksa. Para astronot biasanya tinggal di sana selama berbulan-bulan bahkan setahun. Mereka juga mengamati planet Bumi dari sudut pandang luar angkasa.
Kiri: International Space Center/ISS. Tengah: Ilmuwan bekerja di dalam ISS. Kanan: Negara-negara yang bekerja sama di ISS. Sumber foto: presentasi virtual tour dari Wisata Kreatif Jakarta. |
Kata Kak Ira, jauh sebelum ISS terbangun film Star Trek telah mewujudkan tempat ini dalam filmnya. Lagi-lagi kekuatan imajinasi ya. Stasiun Luar Angkasa Internasional menjadi destinasi terakhir sebelum rombongan wisata virtual kami kembali ke bumi.
Sungguh menyenangkan sekali. Meski impian masa kecil saya tak kesampaian, lewat jalan-jalan virtual ini saya merasa terbang ke antariksa. Belum lagi kisah-kisah menarik dan pengetahuan baru yang saya dapatkan dari Kak Ira Lathief sebagai pemandunya. Kalau ada virtual tour ke antariksa, saya rekomendasikan teman-teman mencobanya. Anak-anak juga bisa menjadi peserta. Paling penting, tak perlu jadi anak sultan untuk bisa ke antariksa.
Dari pengeras suara laptop, Memes masih berdendang Pesawatku. Saya tersenyum ketika seluruh peserta virtual tour berfoto bersama di antariksa dunia maya.
Biar kurakit pesawatku
Rentangkan pelan dua sayapnya
Nyalakan sumbunya hingga terpercik api menari
Lepaskan pengaitnya relakan pergi ke arah bulan
Tak perlu kau rindu menyinggungnya
Perlahan lupakan kepergiannya
Tunggulah kerling lampunya di saat bulan purnama tiba
Pertanda dia telah bertemu dengan peri kecilnya di bulan
***
Nieke Indrietta
Baca juga: Wisata Virtual ke Seoul dan Nostalgia Drama Korea.
Artikel saya lainnya soal traveling, klik di sini.
Wah-wah menarik sekali ya mbak virtual tour ke luar angkasanya..
BalasHapusBtw, dulu sewaktu kecil aku juga pengen jadi astronot gitu, eh tapi setelah tau kalau diluar angkasa itu serem dan ngga ngga bisa bernafas, aku turunin jadi pramugari, eh setelah pertama kali naik pesawat, aku takut dan ngga mau jadi pramugari lagi haha 😂
Wah.. aku baru tau kalau ada astronaut Indonesia, menjadi yang pertama di Asia, walaupun tidak jadi berangkat.. tetep wii keren sekali!
Hai hai. Senang sudah mampir di laman blog saya. Astronot pakai tabung oksigen kalau lagi di luar pesawatnya. Kalau dalam pesawat ada stok oksigen. Tapi memang kerasa seremnya pas nonton Interstellar. Kalau udah ilang di semesta yang gelap gulita itu entah gimana rasanya. Semoga ada astronot keren lagi dari Indonesia ya, yang bisa menjadi penerus Pratiwi Soedarmono :)
Hapuskayaknya seru yaa kalau anak-anak juga ikut wisata virtual ke luar angkasa.. karena entah mengapa semua anak suka dengan hal-hal yang bau luar angkasa hehe
BalasHapusWaah menarik ini.. kalau benerannya kan malah ribet karena harus beradaptasi dulu dengan lingkungan yang jelas berbeda dengan bumi.. belum untuk urusan makan minum dan ke 'belakang' (maaf).. kapan ada lagi ya acara seperti ini? dan berapa biayanya
BalasHapusWow, saya cuma bisa bayangin gimana rasanya. Pasti agak tegang dan excited ya. Anakku juga kalo ditanya mau jadi apa, sempat sebut mau jadi Astronot
BalasHapusSeru banget Mbak petualangan ke luar angkasanya. Tentang cerita kelinci dibawa ke bulan saya baru baca tadi. Asyik ya piknik virtual tambah pengetahuan dan cerita :))
BalasHapusDari beberapa tulisan Mbak Nieke tentang wisata virtual dan beberapa tulisan teman blogger lain, saya berkesimpulan bahwa Mbak Ira Lathief pandai bercerita ya jadinya virtual tour dengan dipandu beliau selalu menarik. Tidak disangka ya Mbak Nieke, di masa sekarang virtual tour begitu menarik. Tahun2 kemarin tak pernah terpikirkan.
BalasHapusbaca ini saya jadi sambil nyanyi pas Mba Nieke menyebutkan lagu Memes yang Pesawatku hehehe, kayaknya saya tahu lagu ini hehehe. Terus cerita soal Star Trek ternyata ada dari tahun 1990an ya, saya tahunya yang paling baru aja jadi bayangin kalau saya terbang keluar angkasa. Saya pengen jadi Alyssa Carson yang bisa menerbangkan pesawat angkasa nanti hehehe, kayaknya seru ya traveling ke sana, sayangnya biayanya mahal bingit mba
BalasHapusSeru banget petualangannya, Mbak. Nggak cuma menjelajah luar angkasa tapi juga dapat berbagai macam info dan cerita menarik dari pemandunya ya. Langsung browsing Wisata Kreatif Jakarta nih, pengen ikutan virtual tripnya.
BalasHapus'Cause I'm leaving on a jet plane
BalasHapusI don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go
Aku nyanyiikkk mulu sepanjang baca artikel ini Mbaaa
warbiyasaakk, virtual trip Wisata Kreatif JKT emang selalu top markotop!
Virtual tournya sama ga dg sensasi nonton film Mbak? Aku jadi penasaran pengen nyoba juga. Virtual tour ini benar2 mewujudkan impian masa kanak2 ya.
BalasHapusMars si planet merah. Mengasyikkan juga bisa virtual tour ke Mars tanpa harus pakai pakaian yang ribet itu ya. Kalau kejadian beneran, enggak berani deh, masih kepikiran Sriwijaya kemarin itu.
BalasHapusWah wah seru sekali ini virtual tournya mbak, beneran deh anak - anak juga pasti tertarik nih. Emaknya juga penasaran nih, hihihi. Jadi lebih tahu ya kehidupan di luar angkasa kayak apa.Oh ya jadi pengin ikut acara virtual tour kayak gini, jadi kepo nih sama Wsata Kreatif Jakarta.
BalasHapusFavoritku film Star Trek tuh. Pengen banget ada teleporter gitu...hehe...Jadi kemana-mana engga kena macet. Keren banget virtual tournya ke luar angkasa. Syuuut...terbang...
BalasHapusWah seru banget ya Mbak tournya walaupun hanya secara virtual. Jadi banyak tahu mengenai benda-benda luar angkasa dari ahlinya. Terimakasih sudah berbagi melalui tulisan ini, jadi kecipratan juga ilmunya.
BalasHapusMbak nieke ini kira-kira ada virtual touring untuk anak-anak gak ya, lebih asyik mengenalkan ruang angkasa ke anak-anak. Duh aku aja penasaran juga kaya apa ini virtual touring ke luar angkasannya, apalagi anak-anakku huhu. Lalu apakah ini sensasi kaya nonton film biasa atau kita seperti menonton 3D gitu ya mbak? duh penasaran lagi kan..kan...
BalasHapusmbak nieke seru banget bisa touring ke luar angkasa, anak sulungku deh yang seneng bisa melihat pemandangan begini..apalagi roket.
BalasHapuswahh asyiknya mbak bisa virtual tour ke luar angkasa
BalasHapusklo anak anak diajakin virtual tour seperti ini pasti mereka hepi banget
jadi inget film star tek juga aku
Eh, aku jadi inget film kartun terbaru di Netflix "Over The Moon" yang menceritakan kisah seorang anak kecil ingin menemui sang Ibunya yang sudah meninggal di bulan.
BalasHapusImajinasi anak memang sering dianggap candaan yaa...
Tapi ternyata efeknya luar biasa ketika mereka benar-benar bisa mewujudkannya.
Selamat datang kembali di bumi, kak Nieke.
Aku jadi nyanyiii..lagu Armageddon dan lagunya Memes mengingatkan masa muda hehe..
BalasHapusMbak boleh dong diinfokan caranya wisata virtual begini bagaimana?
Bagus buat pembelajaran anak-anak nih.
Virtual tournya kok seru banget mbak. Saya baca artikel aja seolah ikut dalam keseruan di tulisan tersebut. Mantul dah pendiskripsiannya
BalasHapus