Drakor Endless Love yang dimainkan Song Hye-kyo, Won Bin, dan Song Seung-heon adalah salah satu drama Korea generasi pertama di Indonesia. Inilah drakor legendaris era 2000.
Desain Canva. Ilustrasi drakor Endless Love (Song Hye-kyo, Song Seung-heon, Won Bin). |
Apa yang terjadi kalau penggemar drama dan film Korea berkumpul jadi satu di ruang pertemuan Zoom? Seru dan heboh. Itulah suasana pertemuan yang diadakan Korean Cultural Center Indonesia pada Senin sore, 21 September 2020.
Beberapa hari sebelum itu, akun Instagram KCC Indonesia @kcc.id menginfokan soal acara ngobrol daring bareng KCCI bertema drama Korea dan film Korea yang populer sebelum 2015. Saya bergegas mendaftar melalui tautan dan mengisi formulir pendaftaran. Calon peserta diminta menuliskan judul-judul drakor dan film Korea awal 2000 hingga 2015. Oh, ini berarti drakor generasi pertama di Indonesia. Era pioneer drakor.
Omo, omo, omo. Saya berusaha mengingat-ingat judul drama Korea yang pernah saya tonton pada periode waktu itu. Lalu tersenyum-senyum sendiri. Ya ampun, ini kan masa pertama kalinya saya mengenal drama dan film Korea. Saya seperti tersedot mesin waktu, terlempar ke masa-masa saya kuliah di Yogyakarta dan pertama kalinya mengenal drama dan film Korea. Kala itu istilah Hallyu atau Korean wave belum dikenal. Musik-musik K-Pop masih asing di telinga.
Pusat Studi Korea di Universitas Gajah Mada ketika itu mengadakan Festival Film Korea, sekitar 2002. Saya yang sedang mengambil mata kuliah filmologi dan sinematografi tentu saja tertarik. Apalagi dosen dari dua mata kuliah tersebut sering menganjurkan para mahasiswa untuk menonton film dari berbagai negara. Bersama teman sekampus, saya pertama kalinya menonton film-film Korea.
Baca juga: Film Korea Tak Cuma Drama Romantis, Ini Rekomendasi Wajib Ditonton
Film-film berbahasa Korea itu disertai teks Indonesia dan bahasa Inggris. Di antaranya yang masih saya ingat, Il Mare, One Day, dan My Sassy Girl. Sebenarnya banyak yang saya tonton kala itu. Hampir tiap hari saya dan teman-teman betah menonton. Cuma tiga judul itu yang masih nyantol di kepala sampai sekarang. Mungkin karena ceritanya yang sangat berkesan.
Sekilas tentang tiga film Korea yang saya sebut. Il Mare (dibintangi Jun Ji-hyun dan Lee Jung-jae) berkisah tentang seseorang dari masa lampau dan masa depan yang terhubung dengan kotak surat. Mereka berkomunikasi melalui surat-surat itu dan menemukan diri saling tertarik. Film ini dibeli lisensinya oleh Hollywood dan dibikin versi re-make dengan judul The Lake House. Pemerannya Sandra Bullock dan Keanu Reeves.
Kiri: Film Korea Il Mare. Kanan: Il Mare versi Hollywood yang diberi judul The Lake House. Foto diambil dari Wikipedia. |
One Day bercerita tentang sepasang suami istri yang ingin memiliki anak, namun tak kunjung datang. Ketika sang istri hamil, dokter menemukan bahwa sang bayi menderita penyakit dengan cacat bawaan sehingga menganjurkan lebih baik aborsi agar sang bayi tidak menderita. Usia bayi juga diprediksi tak bakal hidup lama meski dilahirkan. Sepanjang film menceritakan pergulatan batin suami istri itu untuk melahirkan atau tidak. Akhirnya, mereka memutuskan sang bayi mesti lahir, meski kemudian tahu usia sang bayi hanya sehari saja.
My Sassy Girl merupakan rom-com (romantik-komedi) tentang dua orang yang bertemu tak sengaja di sebuah stasiun kereta. Film ini sangat populer pada masanya, pemeran utamanya Cha Tae-yeon dan Jun Ji-hyun. Sang perempuan menyembunyikan trauma dalam akibat hubungannya di masa lalu. Sedangkan sang pria sangat mencintainya. Hal yang membuat saya suka film ini adalah plot twist dalam alur ceritanya.
Saking populernya film ini, Hollywood membuat versi re-make dengan judul yang sama. Pemerannya Elisa Cuthbert dan Jesse Bradford.
Kiri: Film Korea My Sassy Girl. Kanan: My Sassy Girl versi re-make Hollywood. Foto diambil dari wikipedia. |
Berangkat dari film My Sassy Girl itu, saya juga jadi menonton versi drakornya, yakni My Sassy Girl Chunhyang yang panjangnya puluhan episode. Ternyata, My Sassy Girl Chunhyang memiliki cerita yang berbeda dengan filmnya. Setelah itu baru kenal drakor Endless Love atau Autumn in My Heart, Hotelier, dan Winter Sonata yang juga diputar di stasiun televisi swasta di Indonesia. Detilnya akan saya ceritakan di paragraf-paragraf di bawah ini..
Setelah teringat beberapa judul drakor dan film Korea, saya segera mengisi formulir. Senin pagi, 21 September 2020 saya membuka email dan menemukan surat dari KCC Indonesia yang menyatakan saya menjadi peserta ngobrol daring bertajuk K-Drama dan K-Movie Pada Masa Itu. Tiga puluh menit menjelang pukul 16.00 atau 4 sore--jam pertemuan di ruang Zoom, saya sudah masuk lewat tautan. Ruangan sudah ramai.
Benar saja dugaan saya. Apa yang terjadi kalau penggemar drama dan film Korea berkumpul jadi satu di ruang pertemuan Zoom? Seru dan heboh. Semua antusias bercerita tentang drakor dan film Korea favoritnya dari era 2000 hingga sebelum 2015. Acara Ngobrol Daring KCC Indonesia ini jadi ajang sharing antar penggemar drakor dan film Korea, deh. Senang sekali bisa bertemu penggemar drakor dan film Korea dari seluruh Indonesia.
Sedikitnya lima puluh orang berkumpul di ruang Zoom. Jumlah makin bertambah, namun saya tak begitu memperhatikan karena diskusi sudah dimulai. Pesertanya beragam, dari berbagai usia dan latar belakang. Malah, ada anak kembar yang sama-sama jadi penggemar drakor. Peserta paling muda berusia 16 tahun, yang kemudian kami juluki maknae.
Ada penggemar drakor yang memutuskan kuliah di jurusan ilmu pemerintahan karena terinspirasi drama Korea The King and I (2007) yang kental cerita politik dan pemerintahannya. Ada pula, penggemar drakor yang menjadi lebih paham dirinya sendiri setelah nonton Princess Hours. Semua punya cerita dan kesan tentang drakor.
Moderator dari KCC Indonesia melempar pertanyaan, drama Korea dan film apa yang pertama kalinya ditonton? Semua antusias mau cerita dan menjawab. Masing-masing orang bergiliran bercerita tentang cerita asal mula menjadi penggemar drakor dan film Korea.
Peserta ngobrol daring K-Movie dan K-Drama Pada Masa Itu yang diadakan KCC Indonesia, foto bersama. Kredit foto: KCC Indonesia. |
Kebanyakan menjawab, drakor pertama yang ditonton itu Endless Love, Princess Hour, Boys Before Flower, Full House. Sekarang sih enak kalau menonton drakor. Bisa memilih nonton on going, atau binge-watching. Lha dulu, kala drakor ditayangkan di televisi swasta penggemar drakor harus menunggu-nunggu hari dan jam tertentu, lalu dibuat penasaran selama seminggu untuk kelanjutannya. Belum lagi, kala asyik-asyiknya nonton lantas terpotong iklan-iklan yang durasinya menyebalkan sekali, ye kan? Bersyukur sekarang sudah di era internet dan televisi berlangganan.
Drakor Populer Era 2000
Bertemu lewat Zoom dengan para penggemar drakor dan film Korea dari seluruh Indonesia begini saja sudah seru banget. Saya membayangkan kalau kami bisa bertemu secara offline alias nyata, pasti lebih heboh. Selain berbagi kenangan kapan pertama kali kenal drama Korea dan film-filmnya, para peserta saling memberi rekomendasi tontonan.
Berdasarkan hasil ngobrol daring dengan lebih dari 50 peserta, ini beberapa judul drakor era 2000 hingga sebelum 2015 yang paling banyak digemari:
Endless Love/Autumn in My Heart (2000)
Ini drakor legendaris pada masanya. Ibaratnya seperti Descendants of the Sun (2016). Song Hye-kyo menjadi pemeran utama di drakor jadul ini, bersama lawan mainnya Song Seung-heon dan Won Bin. Kalau saya menyebut nama Won Bin, mungkin penggemar drakor masa sekarang tak banyak yang tahu. Apalagi belakangan ia jarang sekali muncul karena sangat selektif memilih peran. Sedangkan Song Seung-heon baru saja menyelesaikan drakornya, Dinner Mate bersama Seo Ji-hye yang memerankan Seo Dan dalam Crash Landing on You (2019).
Meski begitu, nama Won Bin kerap disebut-sebut dalam dialog drakor-drakor zaman now. Di drama Goblin /Guardian: The Lonely and Great God (2016) misalnya. Dalam salah satu episodenya, tokoh Ji Eun-tak yang diperankan Kim Go-eun bilang ke Grim Reaper yang dimainkan Lee Dong-wok, kira-kira seperti ini.
"Di dunia ini ada tiga pria yang tampan: Won Bin, Hyun Bin, dan Kim Wo Bin."
Nama Won Bin kembali disebut-sebut dalam drama Kill Me, Heal Me (2015). Tokoh bernama Oh Ri-on--yang sebenarnya adalah penulis dengan nama pena Omega--yang diperankan Park Seo-jeon mengucapkan dialog ini.
"Kamu ingin tahu wajah asli Omega? Konon, ketampanan wajahnya selevel dengan Won Bin."
Autumn in My Heart ini sebenarnya proyek drakor tetralogi dari stasiun televisi KBS. Tiga judul lainnya: Winter Sonata, Summer Scent, dan Spring Waltz. Endless Love--nama lain drakor ini bercerita tentang kakak dan adik yang jatuh cinta setelah mengetahui ternyata sang adik tidak memiliki hubungan darah dengannya. Sang adik ternyata adalah anak yang tertukar dengan keluarga lain.
Winter Sonata (2002)
Winter Sonata termasuk drakor legenda pada masanya. Saking populernya, sampai dibuat patung Winter Sonata di salah satu lokasi syutingnya yakni Pulau Nami (Nami Island). Mayoritas tur ke Korea pasti menjadikan tempat ini sebagai salah satu lokasi kunjungannya. Turis-turis berfoto ria di dekat patung Bae Young-joon dan Choi Ji-woo sesuai adegan dalam Winter Sonata itu.
Choi Ji-woo ini muncul sebagai cameo dalam salah satu episode Crash Landing on You. Salah satu anak buah Kapten Ri (Hyun Bin), yakni Kim Joo-muk adalah penggemar drama Korea. Drama yang paling dia sukai adalah Stairway to Heaven (2002). Karakter ini menjadi fanboy dari artis Choi Ji-woo. Ingat kan, adegan waktu dia akhirnya dipertemukan dengan Choi Ji-woo di sebuah kafe? Related banget ya dengan kehidupan para penggemar drakor.
Baca juga: 6 Alasan Gagal Move On dari Crash Landing on You
Balik ke Winter Sonata yang pernah diputar di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Ceritanya tentang Bae Young-jun yang pernah menjalin hubungan dengan Choi Ji-woo namun karena sesuatu hal dia mengalami hilang ingatan. Bersama keluarganya, dia pindah ke luar negeri. Beberapa tahun kemudian, ia kembali ke Korea dan bertemu dengan Choi Ji-woo kembali.
My Sassy Girl Chun-hyang (2005)
Ini adalah drakor yang sempat saya sebutkan di awal tulisan ini. Awal menonton My Sassy Girl ini lantaran terkesan menonton yang versi film. Ternyata, setelah menonton drakornya... cerita dan alurnya sangat berbeda dengan yang di film.
My Sassy Girl Chun-hyang punya dua alur cerita, masa kini dan masa lalu--tepatnya di era dinasti Joseon. Namun kedua cerita itu berkaitan dengan tokoh-tokohnya di masa kini. Konon, drakor ini terinspirasi dari kisah nyata seorang gadis bernama Chun-hyang yang hidup pada masa Joseon.
Ceritanya tentang kisah cinta Chun-hyang dan Myong-rong di masa modern. Mereka bertemu secara tak sengaja. Chun-hyang sedang sakit karena ulah usil Myong-rong. Lalu Myong-rong menjenguknya. Saat itu ia minum minuman yang disangkanya sari buah namun ternyata minuman keras. Lantaran mabuk, ia tertidur di samping Chun-hyang. Kedua orang tua mereka mengetahuinya dan mengira terjadi hal-hal yang tak semestinya. Maka keduanya pun dinikahkan secara diam-diam. Di sinilah terjadi kekonyolan-kekonyolan yang bikin penonton tertawa.
Dari pernikahan tanpa cinta, lama-lama keduanya saling menyukai satu sama lain. Tapi perasaan itu disembunyikan. Di saat itulah, hadir cinta pertama Myong-rong. Chun-hyang mengira Myong-rong tak memiliki perasaan buat dirinya. Sementara itu hadir pula seorang pria dewasa yang menaruh simpati pada Chun-hyang.
Drakor romantik-komedi ini diwarnai dengan alur kilas balik termasuk ke kisah mereka di zaman dinasti Joseon. Nonton drakor ini kita dibuat, tertawa, deg-degan, menangis, haru, lalu tertawa lagi.
Full House (2004)
Sepertinya drakor generasi pertama ini banyak diwarnai dengan penampilan Song Hye-kyo. Di drakor Full House, Song Hye-kyo berpasangan dengan Rain. Kisahnya, tentang Han Ji-eun yang ditipu temannya sehingga rumahnya terjual. Ia tak sadar kalau rumahnya sudah diambil alih orang lain. Ketika itu ia sedang liburan dan bertemu dengan artis bernama Lee Young-jae. Saat kembali ke rumah, Ji-eun baru sadar apa yang terjadi. Termasuk soal rumahnya yang ternyata sudah pindah kepemilikan ke Young-jae.
Atas sesuatu hal, keduanya kemudian hidup seatap. Tapi Ji-eun menjadi asisten rumah tangga di rumah yang kini jadi milik Young-jae. Di sinilah mulai terjadi kisah cinta mereka. Full House juga pernah tayang di salah satu stasiun swasta di Indonesia. Malah diputar lebih dari sekali saking banyak yang menggemarinya.
Princess Hours (2006)
Akhir-akhir ini linimasa sedang diramaikan dengan pembicaraan soal reuni para pemain Coffee Prince (2007), drakor yang pemeran utamanya Gong Yoo dan Yoon Eun-hye. Nah, Yoon Eun-hye inilah yang juga jadi pemeran utama di Princess Hours, berpasangan dengan Ju Ji-heon (yang main di film Along with the Gods).
Eun-hye berperan sebagai Chae-gyeong yang mendadak harus bertunangan dengan putra mahkota Pangeran Lee Shin (Ju Ji-heon), karena terjebak hutang keluarga dan kehendak kakeknya. Lee Shin satu sekolah dengan Chae-gyeong. Cerita menjadi makin rumit ketika ada cowok yang naksir Chae-gyong. Di sisi lain, gadis cantik teman sekolah Lee Shin juga menyukai sang Pangeran.
Boys Over Flower (2009)
Masih ingat serial Meteor Garden dengan grup F-4? Boys Over Flower adalah kisah F-4 versi Korea. Aslinya, cerita ini diangkat dari manga Jepang berjudul Hana Yori Dango karangan Yoko Kamio yang dipublikasikan sepanjang 1992-2004.
Film seri Meteor Garden versi Taiwan meledak pada 2001, dibintangi Barbie Hsu, Jerry Yan, Vic Chou, dan Ken Zhu. Sementara versi Korea dari Hana Yori Dango diberi judul Boys Over Flowers dan tayang pada 2009. Pemerannya Lee Min-ho, Go Hye-sun, Kim Hyeon-jung, Kim Bum, dan Kim Jun.
Ceritanya, Geum Jan-di memperoleh kesempatan bersekolah di sekolah elit dan bertemu dengan geng cowok ganteng alias cogan bernama F-4. Mereka adalah anak-anak orang kaya. Geng F-4 ini sangat ditakuti sekaligus disegani lantaran pemimpinnya Jun-pyo Koo yang galak dan tampan. Film ini mengambil latar tiga negara yakni Seoul, Korsel; New Caledonia; dan Macau.
Saking populernya, kisah F-4 dibikin pula versi China dengan judul Meteor Garden pada 2018. Pemerannya Dylan Wang, Shen Yue, Darren Chen, Caesar Wu, Connor Leong. Meteor Garden versi China mengambil lokasi syuting juga dua tempat yakni London, Inggris dan Shanghai, China.
Jewel in the Palace (2003)
Drakor ini mengambil era dinasti Joseon. Cerita fiksi berdasarkan sejarah ini bercerita soal Jang-geum (Lee Young-ae), seorang anak yatim piatu yang kemudian menjadi orang kepercayaan raja. Ia ahli dalam meramu obat-obatan dan masakan. Jang-geum adalah dokter perempuan pertama di kerajaan dinasti Joseon.
Drakor Jewel in the Palace merupakan satu dari drama-drama Korea yang menjadi bagian dari Korean Wave atau Hallyu. Drakor ini digemari di sejumlah negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, China, Amerika, Kanada, Hong Kong, bahkan sampai ke Iran. Lagu soundtrack-nya yang berjudul Onara juga terkenal hingga dibikin versi Mandarin (China) dan bahasa Tagalog (Filipina). Di Indonesia, drakor Jewel in the Palace atau De Jang-geum ditayangkan di Indonesia pada 2005.
Lee Se-young, pemeran Jang-geum saat masih kecil kini menjadi aktris terkenal. Ia muncul di drakor The Crowned Clown, Doctor John, dan Memorist. Baru-baru ini ia beradu akting dengan Shin Sung-rok dalam drakor yang rencananya tayang Oktober 2020, yakni Khairos.
*
Sebenarnya masih banyak drakor-drakor pada era 2000 hingga sebelum 2015. Acara ngobrol daring bersama KCC Indonesia di Zoom begitu seru hingga tak terasa para peserta tiba waktunya harus saling berpamitan. Bagaimana dengan kamu, apa judul drakor yang pernah kamu tonton pada periode waktu itu? Drakor pertama apa yang kamu tonton dan apa kesanmu?
Nieke Indrietta
Baca artikel saya lainnya soal drakor dan film di sini.
Baca juga: Wisata Virtual ke Seoul dan Nostalgia Drama Korea
Favoritku ada di sini, wow. Saya dulu suka nonton full house, endless love,jewel in the palace. Film Korea ceritanya bagus-bagus. Pantes aja kalo film Korea diremake sama hollywood. Keren!!
BalasHapusIya, momentum film Korea makin terangkat dan bikin WOW itu waktu Parasite sampai jebol piala Oscar. Orang-orang yang tadinya mikir film dan drakor cuma menye-menye baru terbuka. Hehehe.
Hapusendless love 😥 walau saat itu masih remaja tapi nonton itu mewek hahha semua ini pernah tayang di tv ya kalau ga salah. Waktu my sassy girl saya inget banget sampai nyari cd filmnya yg belasan keping itu 😄
BalasHapusWaaah, samaaaa, Mbak. Daku juga sampai koleksi CD filmnya Sassy Girl ^__^
HapusNostalgia banget ya mba nonton Endless love ini, dulu kecantol sama won bin abis nonton drakor koq bisa cakep banget sih ni orang :D
BalasHapusWwkwkwkkw... Iya, Won Bin memang ganteng banget. Sayang dia jarang ambil tawaran film dan drakor. Padahal pengen liat aktingnya lagi.
HapusWahhh seru banget sampe ada acara ngobrol bareng khusus drama-drama lawas... apalagi aku tau semua drama itu. Jadi keliatan deh bucin dramanya sejak kapan hehehe
BalasHapusDari semua drama yang disebutin aku paling suka Sassy Girl Chun Hyang dan Jewel in the Palace. Ceritanya seru sampe sekarang juga masih terngiang-ngiang. Bahkan beberapa kali aku nonton ulang drama Jewel in the Palace saking sukanya!
Wah berarti kita berada dalam frekuensi yang sama, Mbak. *tos*
HapusSemua drakor ini juga saya tahu. *bhihik*
sedih banget pas baca ulasan yang one day itu, pasti saya lihatnya bercucuran air mata niy, kalau nonton drama seperti ini, mudah banget nangis. film-film tahun 2000an itu saya tahu tapi ga pernah nonton filmnya full, termasuk Full House tapi sampai hari ini saya suka banget sama lagi-lagunya sering saya putar
BalasHapusLagu-lagunya drakor juga bagus-bagus yaaa
HapusBaru tahu ada yang namanya Korean Cultural Center Indonesia. Rupanya ada juga ya yang sampai film Korea yang ditontonnya membuatnya membuat keputusan untuk hidupnya ... wow. Itulah sebaiknya kalau bikin film ada nilai-nilai yang dipesankan ya.
BalasHapusAku dulu nonton boys befor flower itu menurut aku memang bagus banget jadi pengen nonton winter sonata ama sassy girl nih
BalasHapusSaya sempat bingung mengapa Ai Ghina anak sahabat saya yang masih SMP suka'drakor dan sering nonton lewat DVD. Panjang gitu menurut saya pasti membosankan.
BalasHapusSemuanya berubah ketika sedot koleksi drakornya, "My Girl Friend ia Gu Mi Ho'. Saya jadi suka dan kecanduan nonton sekian judul yang banyak lupanya. Hi hi.
Oh ya, alasan suka drakor karena jalan ceritanya bagus dan teknik sinematografinya memikat.
Juga alur kehidupannya terasa membumi. Cerita sehari-hari dibuat dengan gaya yang menarik.
Aku ingat, my Sassy girl Chun yang ini hits banget waktu aku masih kuliah, terus juga endless love yang filmnya bikin airmata ini berderai terus-terusan. Ada lagi my girlfriend ia gumiho yang soundtracknya aku jadiin alarm bangun malam..duh jadi kangen film ini semuaaa
BalasHapusAku nih newbie mba dlm hal perdrakoran :p. Baru mulai tergila2, pas balik dr liburan ke Korut, dan nonton CLOY hahahahahha. Sebelumnya, aku antipati malah Ama Drakor. Eh kok ya skr malah kena tulah hahahahha.
BalasHapusBbrp Drakor di atas aku udh tonton, sebagian LG msk dlm waiting list yg bakal aku tonton :p. Udh panjang bgt itu list hahahahah. Tp bius over flowers aku ga bakal nonton deh. Ga kuat bgt liat gaya rambut Lee min ho kayak begitu hahahahahha. Jd sepertinya aku skip, supaya tidak merusak ingatan muka ganteng dia :p.
Aku pernah nonton the lake house, ternyata remake dari film korea, ya. Emang film korea banyak yang keren, kok.
BalasHapusWahh seru sekali zoom nya...
BalasHapusSkrg aq juga lagi ngikutin yg on going, Record of Youth
Dari semua drakor di atas, aku hanya pernah nonton dua di antaranya. Full house dan boys before flower. Pengen banget nonton endless love, konon itu adalah drama tersedih pd masanya.
BalasHapusSeruuuu ya Mbaaa kalo penggemar Korea berkumpul di forum online semacam ini.
BalasHapusBisa saling sharing pengalaman dan kesan setelah menikmati film/drakor kesukaan kitaa
Wuiiih acara zoom nya pasti heboh ya mbak nieke, penggemar drakor dan film korea jadikan satu frame, asyiiik.
BalasHapusiih....gak kebayang banget anak drakor pada ngumpul.
BalasHapusBerisik dan saling berebutan cerita gak tuh...??
Drakor lawas itu everlasting banget yaa...ditonton di jaman sekarang pun masih relate banget.
Saya sih nggak fanatik dengan film tertentu, tapi sempet tahu dengan Boys before Flowers
BalasHapusSaya juga enggak fanatik dengan film tertentu, Mbak. Saya penikmat film dari negara manapun. Apalagi yang punya plot dan visual dengan estetika yang indah. Wow, pasti saya nonton ^__*
HapusWah chunyaaang...semuanya kutonton dan berbekas bgt di hati kecuali winter Sonata karena dulu diputer di SCTV eh..apa hubungannya ya jadwalnya bentor SM Jang Geun kalau ga salah jadwal plg sekolay
BalasHapusHihi berarti yang ikutan acara zoom kemarin umurnya 30an yaa. Jadi ingat dulu pas jaman kuliah sore hari itu jamnya nonton jang geum sama teman-teman di kos. Trus dulu juga nonton drakor lewat vcd bajakan yang kadang gambarnya nggak jelas banget. Wkwkwk
BalasHapus