Tempat ngopi yang omah banget. Begitu kata teman saya. Itulah Konoiku. Namanya seperti bahasa Jepang, tapi sebenarnya dari bahasa Jawa: "kono iku", yang artinya "di sana itu". Tempat ngopi unik yang bikin betah, soalnya kamu bisa nongkrong berjam-jam entah sambil baca buku, belajar, ngerjain tugas kuliah, atau kerja. Tempatnya ala co-working space. Sejumlah komunitas sering ngumpul di sini.
Saya dan Ce Dessy lagi makan paket tuna Konoiku. Foto: @katanieke |
Lantaran nama Konoiku, bisa dibayangkan percakapan di aplikasi perpesanan semacam ini:
A: Kamu lagi ngapain?
B: Lagi ngetik, nulis, sambil ngopi di Konoiku.
A: Di mana?
B: Ya Konoiku.
A: Aku ora ngerti konoiku kuwi nang ngendi, Daaab? (Aku enggak ngerti di sana itu yang kamu maksud itu di mana, Teman...?)
B: Konoiku kuwi jenenge, Bambaaaaang. (Konoiku nama tempatnya, Bambaaaaaang)
*
Seorang laki-laki duduk di meja bagian kafe Konoiku yang terletak di teras. Jemarinya membolak-balik halaman buku yang ia baca. Sesekali ia menyeruput minuman Konoiku yang terletak di sampingnya. Di mejanya, ada tiga buku yang ditumpuk dan sebuah laptop yang terbuka.
"Asyik banget tuh dia," ujar teman saya. Saya dan teman-teman yang duduk di bagian dalam kafe.
Daftar menu dan harga Konoiku. Foto oleh @katanieke |
Kafe Konoiku berwujud sebuah rumah, lengkap dengan teras dan meja-meja di teras depan, berikut taman kecil. Di sebelahnya ada sebuah butik yang memanfaatkan bekas garasi. Konoiku berlokasi di Jalan Pucang Kerep nomor 38, Surabaya. Masih di pusat kota Surabaya.
Di bagian dalam kafe, ada berbagai macam tempat duduk. Mulai dari bangku meja panjang terbuat dari kayu seperti suasana piknik, kursi meja kayu berukuran standar, sofa dan meja seperti di ruang tamu, serta kursi- meja yang terbuat dari ban mobil berwarna hitam. Di bagian dinding terdapat beberapa rak berisi buku-buku dan sebuah gitar yang disandarkan di dekatnya. Siapapun bisa memainkannya.
Saya dan teman-teman memesan beberapa menu yang jadi andalan Konoiku. Minuman seperti Es Kopi Susu Konoiku, Es Kopi Susu Pisang, Matcha (teh hijau), Red Velvet, serta paket tuna dan paket Konoiku sebagai camilan. Harganya cukup terjangkau. Enggak percaya? Coba intip deh menu di atas.
Enggak heran, kalau komunitas dan orang betah nongkrong kerja berjam-jam di sini. Bandingkan saja kalau kamu harus pakai co-working space beneran atau di kafe, minimal minuman saja sudah sekitar Rp 50 K. Wi-finya kencang pula. Enggak heran juga, kalau banyak mahasiswa yang menjadikan kafe ini sebagai tempat belajar dan mengerjakan tugasnya.
Selagi menanti pesanan, beberapa musik band Indie diputar seperti Banda Neira dan Payung Teduh. Lagu yang mengalun cukup membawa suasana nyaman, pun di telinga. Cocok buat orang-orang yang tak menyukai hingar-bingar atau musik yang terlampau jedug-jedug. Sesuai buat orang yang ingin belajar, sekadar membaca, atau ngetik di laptop yang memang butuh suasana tenang.
Paket Konoiku: onion ring, french fries, dan tahu tuna. Foto @katanieke |
Pegawai Konoiku mengantar menu yang kami pesan secara bertahap. Hidangan paket Konoiku yakni camilan onion ring, kentang goreng, dan tahu tuna beserta es kopi susu Konoiku, es kopi susu pisang, red velvet, dan matcha keluar terlebih dulu. Ohya, sama otak-otak tuna juga. Seperti foto di atas ini, lho. Slurp slurp banget, kan.
Es kopi susu Konoiku rasanya enak. Kopinya terasa, pun tidak terlalu manis. Pas. Apalagi es kopi susu pisang, ini beneran berasa ada pisangnya lho! Seger banget, apalagi kalau diminum waktu cuaca panas. Nyesss. Unik juga rasa minuman red velvet.
Otak-otak dan tahu tuna. Foto @katanieke |
"Ini warnanya merah, tapi minumannya berasa coklat banget, Niek," kata Ce Silvy yang punya akun Instagram dan blog kuliner Nyah Ketje.
Ia menyodorkan minumannya, memberi kode untuk mencicip. Saya tak menyia-nyiakan kesempatan. Eh emang beneran, rasa coklatnya terasa dan enggak eneg. Paling favorit buat saya: es kopi susu pisang, matcha, sama red velvet. Lainnya enak juga sih.
Saking enaknya saya langsung memesan red velvet lagi. Ahaha. Kan buat teman nyamil menu paket tuna. Iyaps, paket tuna berupa otak-otak tuna dan tahu tuna. Tuna memang jadi menu andalan Konoiku. Rasa tunanya terasa banget. Gurih dan empuk. Enak dimakan pas baru keluar dari dapur kafe, alias pas hangat-hangat. Apapun yang lagi hangat-hangatnya pasti enak kan, termasuk cinta. Eeaaaa...
Kafe kopi kekinian ini juga punya ruang pertemuan alias meeting room dengan kapasitas sekitar 20 orang. Ruang khusus yang letaknya di bagian dalam kafe ini biasanya dipakai buat rapat kegiatan mahasiswa dan pertemuan kelompok komunitas. Beberapa kali, kafe Konoiku juga dipakai untuk sejumlah acara semisal pelatihan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan pelatihan sulap.
Sambil nongki-nongki di kafe kopi kekinian ala co-working space ini, bisa mampir juga ke butik yang hip di Instagram: @pineappleshopy, yang terletak di sebelahnya. Banyak kemeja, baju terusan, rok, dan kaos bergaya Korea di sini. Lucu-lucu modelnya. Pokoknya suasananya nongkrong serasa di rumah. Pas banget dah sama taglinenya: "Mungkin bukan yang terbaik, tapi berusaha membuatmu nyaman."
Kafe Konoiku
Jalan Pucang Kerep 38, Surabaya
(Peta bisa diintip di Google Maps, deket sama Marvel City)
Buka dari jam 9 am- 12 pm
***
Nieke Indrietta
Artikel lainnya bertema kuliner bisa diintip di sini ya. Klik aja!
wakakakakakakaka, nang kono iku loh :D
BalasHapusLucu juga ya? kayak hape oppo,
opo hapemu?
Oppo
Iyo opo merk'e?
ya Oppo
Saya baru tahu dong kafe ini, emang udah jarang lewat sana sih.
Kapan hari saya iseng lewat di sekitar Dharmawangsa aja, wuiihhhh kafe-kafe kekinian ada di mana-mana :D
Hahaha. Iyaaaa. Kocak banget.
HapusAku sukanya di sini tuh bisa ngetik lama-lama, wifi kencang, dan harga makanan dan minumannya enggak mahal.
kalo kulineran gini adalah memang hobiku banget. jadi pengen nyicip begitu liat foto2 cemilannya hehe
BalasHapusWah suka kulineran juga yaaaa. Maapkan kalau foto camilannya bikin ngiler :D
HapusSaya gak isa bahasa Jawa jadinya pikir itu nama Jepang, hi hi. Pemilknya keren banget bikin kafe unik yang asyik buat nongki. Saya suka konsepnya yang seperti itu. Menunya juga terjangkau bagi kalangan pelajar dan mahasiswa, jadi tempat asyik untuk hal positif.
BalasHapusSaya aja yang orang Jawa gak kepikiran kalau namanya itu diambil dari Bahasa Jawa. Pertamanya saya pikir dari Bahasa Jepang juga. Gak taunya, jreng jreeeng! Ternyata bahasa Jawa. Wkwkwkwk. Keren dan kreatif ya ngasi namanya.
Hapus