Kalau kamu melihat butir-butir hujan menempel di jendela, jangan dihapus.
Itu surat cinta dariku.
Kata-kata tak lagi sanggup tertampung di keranjang hati.
Aku minta langit memburai kristal putih.
Angin meniupnya hingga sampai di kaca jendela hati.
Sst... dengar...
Setiap rintiknya di kaca jendela, adalah ketukanku.
Menabuh pintu hatimu.
Rintik hujan menari tap di kaca jendelamu.
Seperti aku yang berdansa dalam pikiranmu.
Gaun putih kupakai menari, terjahit rapi dari tiap bulir anak langit.
Berpijar keperakan. Di matamu menyilaukan.
Hingga langit kelam, rintik masih menutuk. Terus mengetuk.
Di lantai hatimu aku ingin masuk.
Jika embun kristal itu masih belum menguap di kaca jendela.
Coba kamu buka. Hiruplah udara. Wangiku pasti tertinggal di sana.
Kalau bulir di jendela itu jatuh dan menyesap tanah, pandanglah ke bawah.
Aku ada dalam tiap jejak langkah.