Selasa, 29 Juni 2010
Hujan Rasa Kopi
Sebelum senja membuka mata
Ada gerimis yang lirih
Jatuh di atas kepala
Mengalir ke bibir
Hujan rasa kopi
Mungkin Tuhan lupa
menambahkan krim
sebelum mengirimnya
Tuhan, aku mau yang rasa strawberry
Ini terlalu pahit
Aku ingin mencium senja
Mendekap jingga
Membawa hangatnya udara
Memasukkannya ke rongga dada
Mengisi relung jiwa
Tapi jingga tak mampir
Butir demi butir hujan kuhirup
Baunya pun seperti ampas kopi
Pahit
Jakarta, Plasa Semanggi, Selasa, 29 Juni 2010
Nieke Indrietta
bersama dua perempuan senja: Dian Ariffahmi dan Arti Ekawati
A former journalist who loves traveling, writing, eating, watching movies, and sharing.
Menulis cerita pendek sejak di sekolah dasar. Saat SMA hingga masa kuliah menjadi penulis cerpen di Anita Cemerlang, Ceria Remaja, Deteksi Jawa Pos.
Kemudian bekerja sebagai wartawan di media massa nasional (online, koran, dan majalah) di Jakarta.
Kini menjadi penulis lepas dan belajar soal UMKM.
Beberapa kali menang lomba menulis:
-Lomba menulis cerpen antar-siswa SMA se-Indonesia yang diselenggarakan Warta Universitas Surabaya
-Lomba menulis cerpen Deteksi Jawa Pos
-Pemenang Lomba Menulis Blog Ini Kota Cerdasku, Gerakan Menuju 100 Smart City 2018
-Juara II Lomba Blog Ajang Kreativitas Milenial yang diadakan oleh Balai Besar POM (Pengawasan Obat dan Makanan) Surabaya, pada 2019
2 komentar:
Hi... terima kasih sudah mampir dan membaca blog saya. Mohon berkomentar dengan sopan, tidak meninggalkan spam, tidak menggunakan LINK HIDUP di kolom komen. Sebelum berkomentar, mohon cek, apakah Anda sudah memiliki profil di akun Anda. Profil tanpa nama atau unknown profil tidak akan diterima berkomentar. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya tidak gunakan akun anonim.
Salam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
keren puisinya.... ^^
BalasHapussaya mau hujan rasa laki-laki :D
BalasHapus